Setelah turun dari mobil, kami disambut oleh deretan toko nelayan yang berjejer rapi di sepanjang jalan menuju gerbang masuk. Ada berbagai macam jenis seafood yang ditawarkan mulai dari lobster, kepiting, cumi-cumi, kerang dan masih banyak lagi. Semuanya diletakkan dalam kotak berisi air dengan kondisi hewan yang masih hidup untuk meyakinkan pembeli bahwa hasil tangkapannya baru saja didapat dan masih segar.
Tidak seperti toko-toko di gerbang depan yang menjual berbagai macam jenis seafood, toko-toko yang berada di jalanan menuju kuil ini lebih beragam mulai dari toko cenderamata, makanan, pakaian, restoran hingga penginapan tersedia di jalanan ini yang ternyata merupakan jalanan utama.
Kami berhenti di salah satu kedai makanan yang terlihat sangat ramai dengan antrian yang mengular panjang. Kedai tersebut menjual salah satu makanan yang menjadi ikon dan sangat terkenal di kalangan pelancong yang mengunjungi Pulau Enoshima yaitu Tako-Osenbe.
Tako-Osenbe adalah makanan khas Pulau Enoshima yang dibuat dari berbagai macam seafood yang di pipihkan dengan sebuah mesin press sehingga adonannya berbentuk seperti crepes.
Tako-Osenbe memiliki rasa yang sangat gurih dan renyah saat digigit. Segarnya aroma gurita yang masih tercium menambah kenikmatan saat menyantap hidangan khas Pulau Enoshima ini. Begitu populernya Tako-Osenbe  hingga kami perlu mengantri selama satu jam untuk mendapatkannya.Â
Terlihat ada banyak kerumunan orang mengambil gambar di gerbang ini, tak mau ketinggalan, kami pun berpose dan mengambil gambar di gerbang masuk kuil yang sepertinya menjadi spot foto utama di Pulau Enoshima.
Pemandangan yang pertama kami lihat setelah menginjak anak tangga terakhir adalah bangunan kuil yang terlihat sudah cukup tua dan tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan kuil-kuil lainnya di Jepang. Suasana di area kuil sangat tenang dan menyejukkan jiwa.
Kami akhirnya berdoa di depan kuil sambil membunyikan lonceng besar tanda salam kedatangan kami. Setelah berdoa, kami melakukan sebuah ritual yang menjadi kepercayaan orang-orang Jepang, yaitu mencuci uang dengan mata air kuil. Ritual mencuci uang ini dipercaya akan membuat rezeki yang didapat menjadi berkali-kali lipat dari sebelumnya.