Selain itu, kebijakan pemerintah seperti pembuatan tempat pelatihan gratis juga diharapkan bisa mengatasi masalah sumber daya manusia dalam bidang non-akamedis, dalam hal ini adalah bidang keahlian kerja.
Daya bersaing yang rendah juga menyebabkan banyak masyarakat yang tidak bisa keluar dari kemiskinan. Pemikiran masyarakat berupa bahwa orang yang berpendidikan rendah tidak akan bisa bekerja bahkan di sektor informal sekalipun, merupakan pemikiran yang sangat salah. Pemerintah sudah membangun tempat pelatihan gratis yang bisa digunakan untuk menambah keahlian kerja.
Namun, tetap saja banyak masyarakat yang tidak memanfaatkan hal ini karena mereka lebih memilih bekerja pada sektor yang hanya mereka bisa, contohnya adalah bertani dan beternak.
Namun hal itu juga dihambat oleh sikap masyarakat yang lebih memilih bersantai dengan anggapan bahwa selagi kebutuhan setiap hari terpenuhi maka tidak perlu melakukan hal yang lebih. Karena hal itu juga mereka tidak bisa meningkatkan kapasitas mereka.
Namun ada faktor yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat bahwa faktor tersebut merupakan penyebab masyarakat miskin tidak bisa keluar dari kemiskinan. Hal tersebut adalah perilaku konsumtif.
Perilaku konsumtif tidak saja dilakukan oleh masyarakat yang berkecukupan, namun banyak masyarakat yang belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari memaksakan diri untuk membeli kebutuhan yang sejatinya tidak mereka butuhkan.
Salah satu contoh perilaku konsumtif yang membuat banyak masyarakat Indonesia tidak bisa keluar dari zona kemiskinan adalah mengonsumsi rokok. Walaupun rokok merupakan salah satu pemasukan terbesar negara melalui cukainya, namun rokok juga menjadi faktor yang membuat banyak masyarakat tidak bisa keluar dari kemiskinan. Harga rokok yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari malah dipergunakan hanya untuk kesenangan semata.
Selain itu kurangnya edukasi juga banyak membuat masyarakat miskin menggunakan barang yang tidak memiliki manfaat seperti minuman keras dan juga kegiatan merugikan seperti permainan judi.
Intinya, untuk mengurangi kemiskinan tidak bisa hanya mengandalkan masyarakat namun juga harus ada usaha dari masyarakatnya. Peningkatan etos kerja serta keinginan untuk berpendidikan juga harus muncul dari sikap masyarakat itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H