Mohon tunggu...
Tisa Aisyatul Wahidah
Tisa Aisyatul Wahidah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota - UNEJ NIM : 191910501039

Selanjutnya

Tutup

Money

Turunnya Tingkat Kemiskinan Indonesia

22 Oktober 2019   22:08 Diperbarui: 22 Oktober 2019   22:18 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Selain itu, kebijakan pemerintah seperti pembuatan tempat pelatihan gratis juga diharapkan bisa mengatasi masalah sumber daya manusia dalam bidang non-akamedis, dalam hal ini adalah bidang keahlian kerja.

Daya bersaing yang rendah juga menyebabkan banyak masyarakat yang tidak bisa keluar dari kemiskinan. Pemikiran masyarakat berupa bahwa orang yang berpendidikan rendah tidak akan bisa bekerja bahkan di sektor informal sekalipun, merupakan pemikiran yang sangat salah. Pemerintah sudah membangun tempat pelatihan gratis yang bisa digunakan untuk menambah keahlian kerja.

Namun, tetap saja banyak masyarakat yang tidak memanfaatkan hal ini karena mereka lebih memilih bekerja pada sektor yang hanya mereka bisa, contohnya adalah bertani dan beternak.

Namun hal itu juga dihambat oleh sikap masyarakat yang lebih memilih bersantai dengan anggapan bahwa selagi kebutuhan setiap hari terpenuhi maka tidak perlu melakukan hal yang lebih. Karena hal itu juga mereka tidak bisa meningkatkan kapasitas mereka.

Namun ada faktor yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat bahwa faktor tersebut merupakan penyebab masyarakat miskin tidak bisa keluar dari kemiskinan. Hal tersebut adalah perilaku konsumtif.

Perilaku konsumtif tidak saja dilakukan oleh masyarakat yang berkecukupan, namun banyak masyarakat yang belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari memaksakan diri untuk membeli kebutuhan yang sejatinya tidak mereka butuhkan.

Salah satu contoh perilaku konsumtif yang membuat banyak masyarakat Indonesia tidak bisa keluar dari zona kemiskinan adalah mengonsumsi rokok. Walaupun rokok merupakan salah satu pemasukan terbesar negara melalui cukainya, namun rokok juga menjadi faktor yang membuat banyak masyarakat tidak bisa keluar dari kemiskinan. Harga rokok yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari malah dipergunakan hanya untuk kesenangan semata.

Selain itu kurangnya edukasi juga banyak membuat masyarakat miskin menggunakan barang yang tidak memiliki manfaat seperti minuman keras dan juga kegiatan merugikan seperti permainan judi.

Intinya, untuk mengurangi kemiskinan tidak bisa hanya mengandalkan masyarakat namun juga harus ada usaha dari masyarakatnya. Peningkatan etos kerja serta keinginan untuk berpendidikan juga harus muncul dari sikap masyarakat itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun