Mohon tunggu...
Tisa Nur Inayah
Tisa Nur Inayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional di UPN Veteran Yogyakarta

Learner

Selanjutnya

Tutup

Politik

Langkah Geopolitik Rusia terhadap Jerman Melalui Pemasokan Gas Alam Pasca Sanksi Barat 2022

6 Oktober 2022   22:15 Diperbarui: 6 Oktober 2022   22:21 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hingga saat ini aliran tersebut belum dibuka kembali. Apabila diperhatikan, bagi negara sebesar Rusia tentu mudah untuk memberikan penanganan yang cepat terhadap permasalahan teknis pada industri utamanya.

Anggapan ini berkaca pada fakta bahwa memang setiap tahunnya terdapat waktu-waktu untuk perawatan peralatan proyek Nord Stream, tetapi hanya memakan waktu selama sekitar 10 -- 14 hari. Penyetopan supply gas alam yang saat ini jauh lebih lama tersebut perlu dipertanyakan apakah memang terdapat gangguan yang cukup sulit atau hal tersebut merupakan bagian dari strategi geopolitik Rusia. 

Apalagi pengumuman penutupan pipa Nord Stream 1 dilakukan tepat setelah negara-negara G7 mengadakan konferensi pers untuk menetapkan batas harga ekspor minyak Rusia.

Akibat dari hal ini, Pemerintah Jerman berharap dapat mengurangi penggunaan gas sebesar 2% dengan membatasi penggunaan penerangan dan pemanas di gedung-gedung publik pada musim dingin tahun ini. Seorang tokoh otoritas internasional dalam masalah energi global, Dr. Carole Nakhle, mengatakan rakyat Jerman menanggapi dengan serius akan prospek kekurangan energi di masa depan dengan mulai membeli tungku kayu dan memasang panel surya.

Sikap sinisme Rusia terhadap negara-negara barat termasuk Jerman ini tergambar dengan jelas melalui tindakannya baik melalui pemasokan energi gas alam maupun secara langsung. Pada 12 September lalu, duta besar Rusia di Berlin, Sergey Nechaev, mengecam Jerman secara terang-terangan atas pemasokan senjata ke Ukraina yang dikatakan senjata-senjata tersebut tidak hanya digunakan kepada tantara Rusia, tetapi juga kepada penduduk sipil Donbas. 

Nechaev mengatakan hubungan Rusia dengan Jerman mengalami masa paling buruk sejak Perang Dunia II dan Invasi Nazi ke Soviet.

Tekanan balik yang dilakukan Rusia terutama melalui pemasokan gas alam ini pada kenyataannya tak hanya efektif membuat Jerman terbelah menjadi dua kubu dalam menyikapi Rusia, tetapi juga mampu membelah negara-negara Eropa Barat dalam bersikap. 

Sikap tidak tegas Jerman tergambar pada waktu menjelang pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Praha bulan Agustus lalu, dimana Jerman melalui kanselirnya, Olaf Scholz, tidak menyetujui akan peraturan yang melarang turis Rusia untuk mengunjungi blok UE. Maka dari itu, dapat dilihat bahwa langkah Rusia menggunakan kekuatan sumber dayanya tersebut bukan tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu yang lebih besar dalam jangka panjang.

Referensi:

https://www.bbc.com/news/world-europe-60125659

https://www.bbc.com/future/article/20211115-climate-change-can-russia-leave-fossil-fuels-behind

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun