Mohon tunggu...
Tirta Samudera
Tirta Samudera Mohon Tunggu... Wiraswasta - Director PT Tri Kreasi Nusantara

Entreprenur di bidang Apparel dan Merchandise dan Founder Clothing Line Academy.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Sistem Pelajaran di Indonesia dan Tantangan Kewirausahaan

24 Desember 2024   00:08 Diperbarui: 24 Desember 2024   00:08 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan reformasi, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam mendukung jiwa kewirausahaan siswa. Saat ini, banyak siswa yang merasa tertekan untuk segera bekerja setelah lulus sekolah, alih-alih mengejar impian mereka dalam berwirausaha.

Kurikulum yang Terfokus pada Teori

Kurikulum pendidikan di Indonesia sering kali lebih menekankan pada aspek teori daripada praktik. Meskipun ada beberapa mata pelajaran yang berkaitan dengan kewirausahaan, implementasinya sering kali kurang efektif. Siswa diajarkan untuk menghafal informasi daripada menerapkannya dalam situasi nyata. Hal ini menyebabkan siswa kurang memiliki keterampilan praktis yang diperlukan untuk memulai usaha mereka sendiri.

Tekanan untuk Bekerja

Setelah menyelesaikan pendidikan, banyak siswa merasa bahwa mereka harus segera mencari pekerjaan untuk memenuhi harapan keluarga atau masyarakat. Tekanan ini sering kali menghalangi mereka untuk mengeksplorasi peluang kewirausahaan. Akibatnya, potensi kreatif dan inovatif mereka tidak dapat berkembang dengan optimal.

Minimnya Dukungan dari Institusi

Selain itu, dukungan dari institusi pendidikan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan masih terbatas. Banyak sekolah dan perguruan tinggi tidak memiliki program atau fasilitas yang memadai untuk membantu siswa merintis usaha. Pelatihan, bimbingan, dan akses ke sumber daya kewirausahaan sering kali tidak tersedia, sehingga siswa kesulitan dalam memulai usaha.

Jika kita melihat ada perbedaan yang mendasar pada saat pembuatan kurikulum pelajaraan di Filipina dan Indonesia, di negara Filipina untuk membuat kurikulum pelajaran semua pemilik dan pelaku industri bersama pemerintah berkolaborasi untuk membuat kurikulum yang aplikatif pada dunia kerja nantinya, jika kita bandingakan dengan Indonesia kurikulum hanya di buat oleh pemerintah tanpa mengadakan kolaborasi dengan pemilik dan pelaku industri, akan berdampak pada kualitas pelajaran yang di terima siswa didik di sekolah, apakah akan berguna di dunia kerja secara maksimal atau tidak. 

Ada beberapa langkah yang biasa di ambil untuk meningkatkan daya saing para siswa - siswi setelah lulus sekolah antara lain, 

  1. Integrasi Kewirausahaan dalam Kurikulum, Pendidikan kewirausahaan harus diintegrasikan ke dalam kurikulum secara menyeluruh, tidak hanya sebagai mata pelajaran tambahan. Hal ini bisa dilakukan melalui proyek nyata, magang, dan kolaborasi dengan pelaku usaha.

  2. Pendidikan Praktis, Memberikan pengalaman praktik di dunia usaha kepada siswa, seperti program kewirausahaan di sekolah, dapat membantu mereka memahami seluk-beluk berbisnis.

  3. Dukungan dari Pemerintah dan Swasta, Kemitraan antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung kewirausahaan. Program pendanaan, pelatihan, dan mentoring dapat memberikan dorongan bagi siswa untuk memulai usaha.

Sistem pendidikan di Indonesia perlu beradaptasi untuk mendukung jiwa kewirausahaan siswa. Dengan mengubah pendekatan kurikulum, memberikan dukungan praktis, dan menciptakan kemitraan yang kuat, kita dapat membantu generasi muda untuk tidak hanya siap bekerja, tetapi juga menjadi wirausahawan yang inovatif dan kreatif. Hanya dengan cara ini, potensi penuh siswa dapat terealisasi dan berkontribusi pada perkembangan ekonomi negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun