Mohon tunggu...
tirta ramanda
tirta ramanda Mohon Tunggu... -

lahir di Singapor

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Provokasi Murahan Negara Tetangga

24 April 2014   13:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:16 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

PROVOKASI MURAHAN NEGARA TETANGGA

Akhir-akhir ini, Panglima TNI, Jendral TNI Moeldoko di sorot media SINGAPURA dan Media dalam negeri atas kepemilikan beberapa jam tangan mewah. Berita tersebut dilansir sedemikian rupa sehingga terbentuk opini seakan-akan Panglima TNI adalah berkehidupan glamor dan hedonis. Hal ini menimbulkan isu pro-kontra di media massa. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam hembusan isu yang digunakan oleh pihak asing baik isu tersebut dilakukan oleh oknum tgertentu maupun kapasitas institusi asing, merupakan test case opini dalam rangka melihat reaksi masyarakat Indonesia yang “seakan akan mudah diprovokasi” mengingat Panglima TNI Jendral Moeldoko telah digadang-gadang pihak politisi sebagai kandidat Capres/Cawapres dimasa yang akan datang.

Ada kemungkinan ketakutan negara tetangga jika Panglima TNI Jendral TNI Moeldoko yang akan memimpin negeri ini. Salah satu penyebabnya adalah masalah penamaan Kapal Perang RI dinamai Usman – Harun yang merupakan pahlawan nasional dari segi kaca mata Indonesia sedangkan bagi pihak Singapura sebagai penjahat perang. Dalam hal ini Panglima TNI Jendral Moeldoko tetap kekeh memberi nama Usman – Harun sebagai salah satu isyarat tidak mau diintervensi negara lain. Mengingat urusan dapur Indonesia merupakan urusan Indonesia sendiri, tidak dapat diganggu oleh negara lain termasuk negara Singapura. Demikian juga negara tetangga merasa fobia atas kekuatan dan kemampuan TNI semakin kuat, pada saat Panglima TNI Jendral Moeldoko memegang tampuk kepemimpinan TNI.

Namun tidak menutup kemungkinan ada upaya pihak internal dalam negeri sendiri berupaya mencoba menggunakan tangan asing untuk menghembuskan isu tersebut sebagai upaya penggembosan citra baik Panglima TNI dalam hal ini Institusi TNI m, dimata masyarakat Indonesia mengingat Panglima TNI tidak terlepas dari institusi TNI. Di samping itu, kita ketahui bersama bahwa ada sebuah anekdot yang mengatakan “Bad news is good news” dalam arti suka memberitakan dari sisi buruk, dan melupakan pemberitaan dari sisi baik, berita buruk adalah berita yang bagus bagi redaksi baik media cetak ataupun elektronik, nah jika ini selalu dihembuskan akan menjadi berita menarik untuk mendapatkan rating dan keuntungan yang tinggi.

Untuk itu sebagai masyarakat Indonesia hendaknya menjunjung tinggi nasionalisme dalam menyampaikan informasi, jangan sampai kita mau di provokasi pihak asing sehingga menghabiskan banyak tenaga pikiran yang tidak perlu. Untuk itu mari kita rapatkan barisan, tidak mudah terprovokasi oleh pihak asing apalagi negara tetangga kita yang suka usil. Kata pepatah biarkan anjing menggonggong kafilah tetap berlalu, jika menggigit maka kita sikat mereka sampai habis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun