Mohon tunggu...
Tirta KomaraNur
Tirta KomaraNur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa semester 7 di Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Rekognisi: Kampus Mengajar sebagai Solusi Kegiatan Mengajar di SD 3T Selama Pandemi

30 September 2021   17:03 Diperbarui: 30 September 2021   17:17 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampus Mengajar merupakan program yang berjalan dibawah pengawasan Kemendikbud dan Dirjen Dikti yang dilatar belakangi oleh kurang terlaksananya kegiatan belajar mengajar di Sekolah tingkat Dasar yang berada di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yakni untuk memberikan bantuan secara langsung berupa tenaga pendidik yang tidak lain adalah mahasiswa, dan juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terjun langsung dan ikut terlibat dalam sektor Pendidikan di Indonesia. 

Kampus Mengajar angkatan satu dilaksanakan selama tiga bulan sejak tanggal 1 April - 27 Juni 2021. Dengan tim yang sangat besar, Kemendikbud memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pemberian pelajaran kepada siswa sekolah tingkat dasar di daerah 3T bagi mahasiswa dari universitas negri maupun swasta. Dengan syarat dan ketentuan seperti minimal mahasiswa semester 5, ketentuan minimal IPK, dan tentunya dengan mengikuti tes terlebih dahulu sebelum dinyatakan lolos sebagai peserta Kampus Mengajar angkatan 1. 

Di tengah pandemi Covid-19 seperti ini, sekolah perlu beradaptasi dengan fase transisi dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring atau disebut juga PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Demi mengurangi potensi semakin tersebarnya virus Corona ini, pemerintah menetapkan kebijakan PJJ bagi seluruh tingkatan pendidikan dari mulai TK hingga perkuliahan. 

Masa transisi ini dapat dengan mudah dilewati bagi sekolah-sekolah yang berada di pusat kota karena tenaga pendidik dan siswa pun sudah memiliki gawai yang cukup baik untuk dapat mengikuti kegiatan belajar daring. Namun apa kabar dengan sekolah yang berada di daerah 3T? Kampus Mengajar secara langsung terjun ke sekolah dasar di daerah 3T untuk menganalisis permasalahan yang ada disana dan terlibat dalam penyelesaian masalahnya. 

Mahasiswa Kampus Mengajar dituntut untuk dapat mencari solusi untuk keberlangsungan kegiatan belajar bagi siswa di sekolah tingkat dasar di daerah 3T. Salah satu sekolah dasar yang menjadi sekolah sasaran program Kampus Mengajar ini adalah SDN Sidamukti 1 di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Sekolah ini berada di Blok Curug Desa Sidamukti Kec. Majalengka Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Sekolah ini masih berakreditasi C dan hanya memiliki 9 guru yang terdiri dari 4 guru tetap dan 5 guru honorer. Jumlah siswanya sebanyak 127 yang terbagi menjadi 65 siswa laki-laki dan 62 siswa perempuan. 

Dengan jumlah guru yang terbatas, sekolah ini kesulitan untuk melaksanakan pembelajaran secara daring. Selain karena faktor jumlah guru yang terbatas, siswa di sekolah ini juga merupakan warga desa Sidamukti yang mayoritas bermata pencaharian petani dan pedagang disana, sehingga gawai yang mereka gunakan adalah gawai yang kurang menunjang kegiatan belajar daring. Sulitnya akses internet juga sangat mempengaruhi sulitnya kegiatan belajar secara daring ini.

Mahasiswa Kampus Mengajar di SDN Sidamukti 1 mengambil solusi untuk permasalahan ini dengan mengadakan kegiatan pembelajaran tatap muka, namun dilaksanakan bergantian. Senin, rabu dan jumat untuk siswa kelas 1, 2, dan 3, sedangkan hari selasa, kamis, dan sabtu untuk siswa kelas 4, 5, dan 6. Setiap satu kelas siswanya dibagi menjadi dua, sehingga satu kelas diajar oleh dua guru di ruangan yang berbeda. Tidak lupa juga untuk menerapkan protokol kesehatan 3M yakni mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak.

Teknis pembelajaran seperti ini disambut dengan baik oleh pihak sekolah dan orangtua siswa yang katanya sudah kesulitan memberi pembelajaran di rumah kepada anaknya. 

"nggak tahu ya seneng aja gitu anak saya bisa belajar menulis dan membaca di sekolah lagi, kalo diajarin saya tuh susah anaknya malah suka becanda dan nggak mau diatur, kalo sama guru kan biasanya muridnya suka nurut-nurut aja." ucap orang tua siswa di kelas 2.

"kabar gembira ya karena akhirnya dapet penjelasan materi dari guru kan sebelumnya mah murid cuma dapet tugas aja dari guru terus dikumpulin aja gitu, kalo kayak gitu mah kan jadi murid nya juga ga dapet ilmu apa-apa gitu kan." ujar orang tua siswa di kelas 5.

Sekolah daring ataupun luring memang efektivitasnya tergantung kepada masing-masing siswa juga karena jika siswanya memang rajin, siswa akan tetap membaca buku dan mengerjakan tugas yang diberi oleh guru, namun jika siswanya memang kurang rajin, sekolah daring ini membuat mereka kesulitan memahami materi karena jarang membaca buku dan mengerjakan tugas.

 Namun dilihat dari kebutuhan belajar, siswa di tingkat dasar tentu memerlukan bimbingan dari guru dalam memahami materi pembelajaran karena usia rata-rata mereka adalah 7-12 tahun yang biasanya perlu adanya peran orang dewasa untuk mengarahkan bagaimana untuk bersikap di rumah maupun di sekolah. Pembelajaran daring ini tidak hanya sulit bagi guru, namun juga bagi siswa dan orangtua siswa. 

Dengan adanya program Kampus Mengajar ini dapat dikatakan bahwa ini menjadi solusi bagi situasi pendidikan di Indonesia saat ini terutama di sekolah tingkat dasar wilayah 3T yang kekurangan tenaga pengajar, kurang akses internet, dan kurang kompatibelnya gawai yang dimiliki oleh mayoritas orangtua siswa. Itulah mengapa program Kampus Mengajar ini tidak hanya berakhir sampai sini saja, ada Kampus Mengajar angkatan 2 yang sedang dilaksanakan sekarang. Maju terus pendidikan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun