Mohon tunggu...
Adi Tirajasa
Adi Tirajasa Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Setiap mimpi memiliki harga yang harus dibayar untuk menjadikannya nyata.\r\n\r\n@Aditfiksianer

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Tanpa Jeda

30 April 2014   06:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:02 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mimpiku beterbangan jelajahi angkasa maya

Berusaha mendulang makna dan arti

Tetapi tak kudapati sejumput pun debu-debu emas yang kucari.



Walaupun kutuliskan tiap baris di lembar-lembar mimpi

meskipun kurajut benang-benang harap dalam asa

yang terbentang hanyalah kain-kain yang berkibaran diterpa angin

bergejolak kian kemari,



Ah...

kan kutulis saja puisi tanpa jeda,

walau hanya bermakna kosong

meski tanpa arti yang lekat dan kuat

pun, aku tetap memahatnya dengan guratan-guratan nafas.

Karena...

Abstrak terkadang jauh lebih indah daripada simetris

Matahari bagaikan bola besar yang ditendang kesana kemari oleh sekelompok musim-musim...



Dan bulan?

Ia hanya pantul memantul bagaikan ping pong yang dipermainkan malam-malam kelam,

Jika kemarin bukanlah hari ini apalah artinya hari esok?

Jika asa dan mimpi harganya tak terhingga apakah artinya perbuatan yang kau genggam hari ini?

Mimpi bisa menjadi basi.

Asa bisa menjadi busuk.

Jika tak lekas kau olah menjadi pengananmu.

Jadi, mari tuliskanlah puisi tanpa jeda.

Tak sekedar visi

tak sekedar mimpi

tetapi bakti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun