Apa Rencana Anda Jika Tidak Lagi Ngantor
Setiap orang akan mengalami siklus kehidupan yang harus dilalui, seperti : dilahirkan, menjalani masa kanak - kanak, usia remaja, usia produktif, masa tidak produktif. Untuk mempersiapkan masa depannya, masing - masing individu memiliki berbagai perencanaan, yang pastinya tidak akan pernah lepas dari yang namanya perencanaan keuangan. Merencanakan keuangan adalah sesuatu yang wajib dilakukan mengingat ada hal - hal lain yang berhubungan dan sangat mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap sukses tidaknya perencanaan keuangan tersebut.
Untuk merencanakan keuangan, langkah populer yang bisa dilakukan adalah dengan menabung dan investasi. Sebenarnya antara menabung dan investasi adalah kedua hal yang berbeda, terutama dalah hal tujuannya. Berinvestasi lebih banyak memberikan keuntungan daripada menabung karena dalam berinvestasi ada unsur perencanaan ( akan kebutuhan masa depan ), sedangkan menabung tidak jelas.
KEBUTUHAN SETELAH MASA KERJA
Setelah sekian lama bekerja mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga, yang perlu mendapatkan perhatian dalam merencanakan keuangan adalah bagaimana mencukupi kebutuhan kita setelah tidak mempunyai penghasilan. Padahal kebutuhannya sama yaitu uang untuk hidup.
Bagi mereka yang berprofesi sebagai abdi negara tentunya akan mendapatkan uang pensiun setelah masa kerja, sehingga mereka tinggal berfikir untuk memutar uangnya. Namun bagi mereka yang bukan abdi negara akan dihadapkan persoalan, disamping untuk tetap harus mencari solusi untuk mendapatkan penghasilan, mereka juga harus mampu memutar keuangannya agar dapat mencukupi semua kebutuhannya.
Tentunya pada saat kita tidak kerja lagi, tentunya saldo tabungan itulah yang bisa dimanfaatkan. Di sinilah pentingan perencanaan keuangan. Untuk tetap dapat menerima penghasilan di masa tua, solusinya adalah kita harus mempunyai passive income dari investasi, tentunya investasi yang dilakukan pada masa sebelumnya, namanya juga rencana keuangan. Ada beberapa instrumen investasi yang menghasilkan passive income, yang dapat dipakai sebagi solusi perencanaan keuangan.
INSTRUMEN INVESTASI
Untuk dapat melakukan investasi, ada beberapa instrumen investasi seperti :
1. Deposito. Merupakan produk perbankan, investor akan mendapatkan sejumlah pedapatan bunga yang telah ditentukan, dalam jangka waktu tertentu.
2. Obligasi. Yang ini biasanya diterbitkan pemerintah atau perusahaan. Dari sini, investor juga akan mendapatkan bunga. Yang membedakannya dengan deposito adalah, obligasi termasuk investasi jangka panjang, sedangkan deposito jangka pendek.
3. Saham. Sebagai investor, bisa ikut mendapatkan potensi keuntungan perusahaan dengan membeli saham - saham yang sudah go publik.
4. Reksadana. Berinvestasi namun tidak secara langsung mengelolanya, melainkan dikelola oleh manajer investasi.
5. Unit link. Sebenarnya ini merupakan produk asuransi, namun juga memberikan manfaat investasi. Investasi di sini merupakan komitmen jangka panjang seiring dengan komitmen asurasi jiwa dan asuransi kesehatannya.
Pada poin 1, 2, 3, dan 4, investasi jenis ini membutuhkan dana di awal yang besar sehingga akan menghasilkan keuntungan yang besar pula. Jadi jika kita masih terbatas maka investasi jenis ini sulit dilakukan.
Sedangkan poin 4, perencanaan keuangan yang sangat populer dan menjadi pilihan masyarakat. Karena dengan membeli polis asuransi unit link premi ratusan ribu, disamping sudah mendapatkan pertanggungan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, juga akan mendapatkan hasil investasi yang terus tumbuh. Intinya menabung selama 10 tahun akan mendapatkan manfaat asuransi seumur hidup plus mendapatkan jaminan hari tua, dan itu bisa dilakukan hanya dengan menyisihkan uang bulanan tanpa harus menyiapkan ratusan juta. Inilah yang menjadi daya tarik mengapa asuransi unit link menjadi pilihan.
SUMBER : MERENCANAKAN INVESTASI UNTUK KELUARGA
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H