Peperangan merupakan sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih kelompok manusiauntuk melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan. Sudah banyak korban berjatuhan akibat dari peperangan antarsuatu kelompok atau negara.
Pembantaian di Suriah yang tak kunjung selesai antara kubu oposisi dengan pemerintahan Assad. Perang yang berkepanjangan tiada henti juga terjadi di Somalia dan kawasan Afrika. Demikian pula dengan negara Korea Utara yang sudah bersiap-siap menyerang Korea Selatan dengan senjata nuklirnya.
Dan masih banyak lagi kawasan zona perang yang sedang berlangsung sampai saat ini seperti di beberapa kawasan Timur Tengah, Afganistan dan Pakistan.
Banyaknya daerah konflik di dunia ini yang menunjukkan kepada kita bahwa dunia semakin membutuhkan pasukan perdamaian dunia yang tidak hanya mahir dalam penggunaan senjata namun juga mampu melakukan pendekatan secara persuasif dan simpati dalam pemecahan masalah di dalam sebuah daearah/negara yang sedang dilanda konflik/perang.
Pemelihara perdamaian, menurut definisi PBB, adalah "cara untuk negara-negara yang tercabik konflik untuk menciptakan kondisi perdamaian yang dapat dipertahankan". Pasukan pemelihara perdamaian bertugas memantau dan mengawasi proses perdamaian di wilayah pasca-konflik dan menolong para bekas tentara yang terlibat dalam memberlakukan perjanjian perdamaian yang mungkin telah mereka tandatangani.
Bantuan ini dapat mengambil berbagai bentuk. Antara lain, langkah-langkah membangun percaya diri, pengaturan pembagian kekuasaan, dukungan untuk proses pemilihan umum, memperkuat penegakan hukum, dan pembangunan sosial-ekonomi (http://id.wikipedia.org/wiki/Pasukan_pemelihara_perdamaian)
Tidak banyak pasukan tentara suatu negara di dunia ini mampu mengatasi dan menyelesaikan konflik dengan pendekatan persusif. Bahkan tidak sedikit hanya mengedepankan penyelesaian konflik dengan cara kekerasan fisik, sehingga menimbulkan dampak yang lebih buruk lagi di daerah konflik tersebut.
Seperti kebencian dan dendam yang semakin meluas terhadap pihak militer, kejadian ini dapat dicontohkan oleh pasukan Amerika. Walaupun dilengkapi dengan persenjataan yang mutakhir dan canggih, namun bisa kita saksikan sendiri bahwa Afganistan, Irak dan Suriah masih berseteru hingga saat ini.
Di daerah konflik, ada satu hal yang terlupakan oleh pasukan perdamaian dimanapun mereka bertugas, yakni pendekatan humanis terhadap masyarakat setempat. Pendekatan humanis ini merupakan suatu tindakan yang lebih mementingkan dialog dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan satu dari sedikit pasukan pemelihara perdamaian yang lebih menekankan pendekatan secara humanis. Pasukan kebanggaan republik ini mempunyai segudang pengalaman yang sudah tidak diragukan lagi dalam hal penanganan konflik bersenjata dan memelihara perdamaian dunia.
Hal ini bisa dibuktikan dengan seringnya TNI ditugaskan dalam misi perdamaian dunia di bawah naungan bendera PBB dalam jumlah yang besar dan terus meningkat.
Selain menjaga perdamaian dunia dengan cara yang humanis dan simpatik, pasukan perdamaian TNI juga melakukan misi diplomatik dengan memperkenalkan dan mempertunjukkan sebagian kebudayaan tradisional Indonesia ketika sedang bertugas di daerah konflik.
Pasukan TNI yang sedang bertugas di daerah konflik secara tidak langsung menunjukkan kepada dunia bahwa menjaga perdamaian dunia dapat juga dilakukan dengan cara pendekatan budaya.
Dengan segudang pengalaman, kemampuan danprestasi yang berhasil diraih dalam hal memelihara perdamaian dunia, sehingga banyak negara yang ingin meniru keberhasilan tersebut. Sebagai contoh adalah negara Finlandia yang secara terang-terangan meminta diajarkan kepada TNI.
Permintaan negara Finlandia ini semakin kuat membuktikan kepada dunia bahwa perdamaian dunia membutuhkan TNI. Dengan berbagai kemampuan dan pengalaman dalam mengatasi segala konflik yang ada di dunia, maka TNI wajib membantu dunia dalam memelihara perdamaian. Apalagi sebagaimana kita ketahui bahwa TNI mempunyai pasukan elit nomor 3 terbaik dunia, yaitu Kopassus.
Bagaimanapun juga harumnya nama TNI sebagai pasukan pemelihara perdamaian dunia bukan hanya membanggakan korps angkatan bersenjata namun lebih dari pada itu adalah merupakan kebanggaan seluruh rakyat Indonesia. Semoga dengan hadirnya peran TNI, perdamaian seluruh dunia dapat terwujud dan nama Indonesia pun semakin harum dan bersinar di kancah internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H