Situasi ini kerap kali menimbulkan dampak yang cukup berpengaruh bagi sebagian orang. Dampak akhirnya adalah memunculkan sebuah perselisihan bahkan pertengkaran besar diantara tetangga. Kalau sudah seperti ini, sebagus apapun kita membangun rumah, tentu akan tetap terasa tidak nyaman jika sudah berkonflik dengan tetangga.
Hal ini bisa diakibatkan karena dua hal negatif yang timbul dari faktor imitasi dalam interaksi sosial. Bisa jadi kita mengikuti berita yang salah, yang pada akhirnya membawa kepada sikap yag salah juga. Kebenaran dari sebuah berita yang dihasilkan dari interaksi sosial "bergosip", hakikatnya akan merugikan bagi lingkungan. Gosip yang salah akan mebuat lingkungan semakin panas dan tidak bersahabat.
Hal kedua yang membuat situasi ini terjadi juga karena orang-orang mengimitasi tanpa adanya sebuah kritik. Sehingga inilah yang membuat pola pikir kritis kita menjadi terhambat. Dalam budaya bergosip, umumnya orang akan tenggelam dengan cerita-cerita yang sudah disuguhkan, tanpa adanya proses seleksi berpikir kritis.
Pada dasarnya, membicarakan seseorang memang tak luput dari kebiasaan kita dalam kegiatan berinteraksi sosial. namun akan lebih baik, jika dalam membicarakan seseorang tidak membuat orang yang bersangkutan menjadi merasa tidak nyaman.
Banyak kasus yang terjadi, dampak dari sebuah gosip menimbulkan banyak kerugian dalam kehidupan bermasyarakat. Hubungan tetangga yang seharusnya menjadi saudara terdekat malah berubah menjadi musuh bubuyutan.Â
Maka ada baiknya jika kita mendapatkan sebuah berita tidak baik, terutama datangnya dari tetangga sendiri, proses berpikir kritis disini perlu digunakan. Hal ini agar tidak memicu hubungan panas diantar tetangga sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H