6. Nomor Duakan Teman
Setelah menikah dan berkeluarga, manakah yang perlu diprioritaskan, teman atau keluarga? Bila ingin mendapatkan kebahagiaan dalam keluarga maka mau tak mau Anda harus memprioritaskan dan menempatkan keluarga pada posisi pertama. Setelah menikah apalagi jika memiliki anak, Anda harus bisa menyiapkan waktu lebih besar pada keluarga. Namun bila masih saja terlalu berfokus pada teman-teman, maka Anda akan sulit untuk mendapatkan kebahagiaan keluarga. Bagaimana jika teman-teman kemudian meninggalkan kita bila lebih mengutamakan waktu untuk keluarga? tak perlu merasa khawatir, sebab teman-teman juga akan mengerti. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
7. Jadwalkan Kegiatan si Kecil
Untuk mendapatkan waktu yang lebih banyak dengan si buah hati, mereka tentunya harus punya waktu yang luang. Maka dari itu, sebagai orang tua harus membuat jadwal anak-anak agar tidak terlalu padat. Usahakan kegiatan esktrakurikulernya tidak terlampau padat dalam satu minggu agar bisa berkumpul dan bermain dengan mereka.Kegiatan selepas sekolah dan ekstrakurikuler anak yang terlampau padat akan membuat Anda tidak memiliki waktu untuk bersama. Selain itu, dengan jadwal yang terlampau padat, juga akan membuat anak-anak akan lebih menyukai lingkungan di luar yang belum tentu lebih baik daripada lingkungan keluarga sendiri.
8. Sabar Menghadapi Anak
Nada yang tinggi saat kita memperingatkan anak memang sangat berbahaya. Kemarahan yang seperti ini akan menunjukkan bahwa kita hilang kendali dan menciptakan suasana yang tidak damai di rumah bagi anak-anak. Anda harus ingat bahwa anak-anak masih dalam masa perkembangan. Agar peringatan bisa diterima dan membuat anak tetap nyaman, Anda harus bisa berkomunikasi dan menyampaikannya dengan nada rendah dan dengan sepenuh hati. Sampaikan peringatan itu dengan momen yang pas dan penuh kasih sayang. Jangan sampai Anda lepas kendali dan berteriak kepada mereka.
9. Jangan Pernah Bertengkar
Terakhir, rahasia menciptakan kebahagiaan keluarga adalah dengan tidak bertengkar terutama di depan atau di hadapan anak-anak. Dalam berumah tangga kita memang terkadang di suatu waktu akan terlibat adu mulut dengan pasangan kita. Nah, agar tidak membuat keadaan semakin keruh dan tetap menjaga kelanggengan keluarga, Anda tidak boleh menunjukkan adu mulut atau pertengkaran itu di depan atau di hadapan anak-anak. Usahakan untuk menjauh dari anak-anak, misalnya di dalam kamar kita. Jika kemudian anak-anak ternyata tidak sengaja melihatnya, segeralah minta maaf dan katakan bahwa keadaan sudah membaik seperti biasanya.
10. Kurangi Bermain Gadget
Tak bisa dimungkiri setiap kehidupan seseorang tidak bisa berjauhan dengan gadget, baik untuk urusan pekerjaan, bermain game atau hanya sekedar melihat-lihat sosial media. Bahkan sekarang ini saja sudah banyak anak yang mulai dikenali gadget hingga ketergantungan. Bolah saja bermain gadget tapi bila dalam sebuah keluarga terlalu fokus dengan gadgetnya masing-masing, hal ini hanya membuat komunikasi antar anggota keluarga semakin menurun. Padahal salah satu kunci kebahagiaan keluarga adalah dengan menjalin komunikasi dan menghabiskan waktu bersama. Untuk itu, tak ada salahnya setiap anggota keluarga rela mengurai bermain gadget. Jika perlu nonaktifkan gadget ketika sudah di rumah dan tidak ada lagi pekerjaan.
Demi Keluarga Harmonis                  Â
Menjalani bahtera rumah tangga memang tidak mudah dan tentunya tidak akan pernah berjalan mulus. Pastinya setiap keluarga akan menemukan batu-batu kerikil atau permasalah yang muncul. Hal ini tentulah sangat wajar. Anggap saja setiap permasalahan atau perbedaan pendapat yang ada sebagai bumbu keluarga agar hubungan semakin erat dan menjadi keluarga yang harmonis.