Mohon tunggu...
Tiovani MelindaSianipar
Tiovani MelindaSianipar Mohon Tunggu... Lainnya - Enjoy my writing

Berekspresi dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nona dan Kesalahan (2)

3 Juni 2020   13:40 Diperbarui: 3 Juni 2020   14:55 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdamai dengan keadaan dan mensyukuri semua berkat Tuhan dalam hidup kita merupakan cara yang relaxing but challenging untuk melawan rasa ketidakpercayaan diri. Nobody's perfect. Kita sering dengar istilah itu, bukan?  Nah, yuk kita tanamkan motto my uniqueness is precious, so your is. Puisi Nona dan Kesalahan (2) ini adalah kelanjutan dari Nona dan Kesalahan (1). Aku berusaha berdamai dengan semua kondisi diriku. Setelah itu, aku merasa lebih baik. Yuk sama-sama berekspresi. 

Nona benar-benar salah, teramat salah

Ia menolak dirinya hingga lupa 

bahwa Tuhan mengasihinya sebagaimana ia ada 

Ia meneriaki dan menghujat jiwa,

"Aku adalah makhluk buangan dengan penampilan seadanya bahkan buruk rupa!" 

Seharusnya ia paham, seorangpun tak ada yang tercipta karena kecelakaan

Semua sudah Tuhan rancang

Nona benar-benar salah

Ia meragu dan bersikap remeh terhadap ciptaan Tuhan 

selaras dibentuk dengan kasih yang tak pernah setengah tercurah 


Aku baru saja mendengar percakapannya dengan Tuhan 

Menangis haru, ia menyadari bahwa ia sangat istimewa

Bangkitlah Nona, sang pemilik semangat jelita

Bergegaslah! 

Bersaksilah tentang betapa anggun dan gagah Tuhan 

saat menyusun setiap rinci kehidupan manusia

Nona menyadari bahwa insan-insan akan mengasihi, 

jikalau ia pun demikian

Sssshhhh! Insan, dengarkan aku!

Kau sangat istimewa, siapapun kau di masa lalu

Tak ada kata terlambat untuk memenangkan jiwamu

Pahami baik-baik perkataanku



Instagram: @tiovanitoms @catatantv

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun