Mohon tunggu...
Tiopan Sipahutar
Tiopan Sipahutar Mohon Tunggu... Konsultan - Doktor Kesehatan Masyarakat

TIOPAN SIPAHUTAR, merupakan lulusan Doktor Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia. Berhasil menyelesaikan pendidikan doktor dalam 2,5 tahun, Tio (sebagai nama panggilan) sudah aktif meneliti dan bahkan menjadi aktivis penanganan stunting di beberapa wilayah di Indonesia. Hingga saat ini, aktif menjadi pengajar tidak tetap di FKM UI, menulis buku dan artikel kesehatan, dan menjadi konsultan untuk lembaga non pemerintah dan pemerintah. Beliau sudah menerbitkan beberapa tulisan ilmiah terkait stunting dan juga buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Revisit Definisi dan Intervensi Stunting di Indonesia

20 Mei 2024   21:29 Diperbarui: 24 Mei 2024   10:41 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stunting Bukan Penyakit

Stunting bukan sejenis penyakit. Stunting adalah dampak dari ketidakseimbangan/ketimpangan lingkungan baik di rumah tangga, masyarakat, atau negara. 

Mengacu kepada WHO, lingkungan yang dimaksud pada tingkatan rumah tangga antara lain seperti anak yang mengalami penyakit infeksi berulang, pola asuh yang kurang baik, pola makan, sanitasi, kemiskinan, akses terhadap makanan dll; sedangkan pada tatanan masyarakat dan negara, antara lain keadaan sosial ekonomi politik, pendidikan, sistem pertanian, kualitas pelayanan kesehatan, budaya, dll. 

Prevalensi stunting yang tinggi di suatu daerah menandakan bahwa faktor lingkungan sedang terganggu atau tidak dalam kondisi yang baik. 

Pengertian Stunting dan Penggunaannya

Definisi stunting, perbedaan dengan gagal tumbuh, interpretasi, dampak, dan kegunaannya hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Pada tahun 1972, Waterlow membuat klasifikasi terhadap kondisi kurang gizi energi protein yang berdampak terhadap tinggi badan seseorang. 

Waterlow mengklasifikasikan kondisi tersebut menjadi dua yaitu retardasi dan stunting. Retardasi adalah penurunan laju pertumbuhan linear, sedangkan stunting disebut penurunan tinggi badan akhir.

Leroy dan Frongillo membedakan definisi gagal tumbuh linear (linear growth retardation/faltering) dan stunting. Gagal tumbuh linear adalah kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan linier, sedangkan stunting adalah tinggi badan per usia (Height for age/HAZ) dimana seseorang disebut stunting apabila HAZ < -2SD.

World Health Organization (WHO) mendefinisikan stunting sebagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat. 

Pada populasi yang sehat, prevalensi stunting pada anak kurang lebih hanya 2,5 persen. Ciri-ciri seorang anak mengalami stunting pada umumnya dapat terlihat dari tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan rata-rata anak seusianya. Namun demikian, tidak semua anak pendek adalah stunting. 

Menilik kembali kepada sejarah penggunaan stunting, pada awalnya stunting digunakan sebagai indikator yang menggambarkan tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, interpretasi stunting sekarang sudah berubah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun