Mohon tunggu...
Tiopan Sipahutar
Tiopan Sipahutar Mohon Tunggu... Konsultan - Doktor Kesehatan Masyarakat

TIOPAN SIPAHUTAR, merupakan lulusan Doktor Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia. Berhasil menyelesaikan pendidikan doktor dalam 2,5 tahun, Tio (sebagai nama panggilan) sudah aktif meneliti dan bahkan menjadi aktivis penanganan stunting di beberapa wilayah di Indonesia. Hingga saat ini, aktif menjadi pengajar tidak tetap di FKM UI, menulis buku dan artikel kesehatan, dan menjadi konsultan untuk lembaga non pemerintah dan pemerintah. Beliau sudah menerbitkan beberapa tulisan ilmiah terkait stunting dan juga buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat HUT TNI dari Rakyat untuk Rakyat

5 Oktober 2018   10:45 Diperbarui: 5 Oktober 2018   10:54 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jenderal Sudirman pernah menyatakan "tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu". Pernyataan ini menjadi semakin nyata dan akan terus dibuktikan manakala kita melihat kontribusi TNI terhadap masyarakat Indonesia dari dulu hingga sekarang. 

Meskipun seragam dengan warna yang tegas atau wajah serius dari tentara kita seringkali membuat masyarakat sedikit gentar untuk dekat; namun ternyata itu hanya sekedar identitas sebagai pengemban "kewajiban tertentu" di dalam masyarakat. TNI memang tidak dapat dipisahkan dari rakyat karena TNI berasal dari rakyat itu sendiri. TNI tidak akan pernah kuat jika rakyat tidak mendukungnya.

Salah satu tugas pokok TNI seperti yang tercantum di dalam website resmi TNI adalah operasi militer selain perang yang mencakup antara lain operasi mengatasi gerakan separatis bersenjata, mengatasi pemberontakan bersenjata, mengatasi aksi terorisme, mengamankan wilayah perbatasan, membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan, membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue) dan banyak tugas lainnya.

Tugas-tugas yang dijabarkan di atas telah dirasakan oleh rakyat Indonesia hingga kini. Peran inilah yang menguatkan bangsa kita di setiap wilayah perbatasan atau wilayah-wilayah yang rentan dengan konflik dan separatisme. Sebut saja di beberapa wilayah di Papua dimana gerakan-gerakan separatisme kerap kali bergejolak dan menganggu stabilitas kehidupan masyarakat disana. 

TNI menjadi pihak terdepan yang melindungi masyarakat dari gangguan dan kepentingan yang lebih besar yaitu menjaga keutuhan wilayah NKRI. Dapatlah kita buat kesimpulan bahwa sampai saat ini negara kita masih utuh, salah satunya karena peran TNI yang kuat dan konsisten dalam menjaganya dari Sabang sampai Merauke.

Dalam menangani bencana, TNI juga terdepan. Di kala rakyat biasa tidak sanggup dengan cepat masuk ke wilayah-wilayah bencana, TNI selalu menemukan caranya. Mereka sudah terlatih untuk sanggup bertahan hidup dalam segala kondisi. 

Wabah yang terjadi di Kabupaten Asmat beberapa bulan yang lalu, menunjukkan kepada kita bahwa TNI menjadi penolong bagi rakyat meski di daerah terpencil sekalipun dimana orang tidak memiliki nafsu sama sekali untuk melirik. Kita saksikan bahwa TNI membentuk satgas kesehatan untuk membantu Papua memberikan pelayanan dan pengobatan kepada warga di Kabupaten Asmat. Gerak cepat ini sangat membantu pemulihan warga di Kabupaten Asmat.

Selain di Kabupaten Asmat, bencana di Lombok pun mendapat jamahan kasih dari TNI. Dengan tidak menunggu lama pasca gempa di Lombok, Panglima TNI segera mengirimkan KRI dr Soeharso-990 dan batalyon kesehatan dari Batalyon Kesehatan 1/Kostrad dan Batalyon Kesehatan 2/Marinir. 

Mental terlatih yang harus selalu siap dan siaga di setiap kondisi membuat TNI selalu bergerak "cito" sehingga rakyat jarang sekali tidak merasakan sentuhan TNI manakala terjadi bencana di wilayah mereka. Baru-baru ini, kita pun menyaksikan bagaimana TNI bergerak cepat untuk membantu penanganan bencana di Palu dan Donggala. 

Bantuan yang sama juga akan diberikan kepada saudara-saudara yang berada di Palu dan Donggala. Jika mungkin ada pihak-pihak lain yang mencoba memanfaatkan situasi demikian untuk kepentingan politik, namun tidak bagi TNI. TNI murni melakukan tugasnya sebagai pertanggungjawabannya sebagai bagian dari rakyat.

TNI sangat berperan di banyak lini dalam kehidupan bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam hal penanganan bencana dan permasalahan kesehatan, TNI juga terlibat dalam pembangunan di desa-desa terpencil. Jalan-jalan yang ada di banyak atau mungkin hampir seluruh wilayah terpencil di Indonesia tidak terlepas dari sentuhan TNI. 

Merekalah yang membuka banyak jalan di banyak wilayah di Indonesia sehingga daerah yang semula terisolasi menjadi terbuka. Tidak berlebihan jika kita menyebutkan bahwa TNI memang memiliki peran yang cukup besar dalam pembangunan di Indonesia.

Euforia Asian Games 2018 yang baru saja berlalu juga menyisakan prestasi dari anggota TNI. Ternyata, selain bertugas menjaga keamanan perhelatan akbar se-Asia; TNI juga memiliki anggota yang berprestasi dalam olahraga. Tercatat ada dua belas anggota TNI yang turut serta dalam ajang olahraga tersebut; bahkan beberapa dari mereka membawa pulang medali. Membanggakan bukan?

Survei yang dilakukan oleh Charta Politika pada 23-26 Agustus 2018 yang melibatkan 800 responden yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, dan Makasar menyebutkan bahwa TNI adalah institusi yang paling bisa dipercaya di Indonesia (73,5%). 

TNI dinilai paling independen dibandingkan institusi lain karena tidak terlalu mendapatkan tekanan politik dan publik juga menganggap bahwa TNI cukup dekat dengan rakyat. 

Hasil survei ini tidak terlalu mengherankan jika kita bisa melihat dengan mata terbuka bagaimana TNI bergerak cepat untuk menangani banyak persoalan di negara kita dan hasil ini juga sekaligus menjadi bukti bagaimana TNI sesungguhnya ada di hati rakyat Indonesia.

Kunjungan Bapak Presiden Joko Widodo ke Palu pada hari Minggu, 30 September 2018 dengan menggunakan jaket TNI semakin menegaskan kepada kita bahwa TNI selalu hadir dalam segala permasalahan bangsa. Beliau bangga menunjukkan identitas TNI kepada seluruh dunia. Bukankah liputan itu disaksikan oleh seluruh dunia?

Hari ini, tanggal 5 Oktober 2018, kita merayakan HUT TNI yang ke-73. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita patut berbangga atas banyaknya "sentuhan" TNI yang mewarnai Indonesia disamping banyak hal yang masih harus akan terus dibenahi.

Selamat ulang tahun TNI! Teruslah membumi dan berbenah...lanjutkan reformasi internal TNI untuk mencapai sasaran yang diinginkan dalam mewujudkan Indonesia baru yang lebih baik dimasa yang akan datang. Kami akan terus menyaksikan kontribusi TNI di bumi Indonesia tercinta!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun