Berhenti bekerja bagi seorang perempuan yang memiliki ambisi sejak dirinya sadar akan potensi dirinya, sering kali membuat kita jatuh ke dalam suasana yang stres. Ya iya...stres! Stres karena keadaan berbalik sebesar 180 derajat; berubah total! Awalnya sulit bagi saya mengakui ke -stres-an saya. Malu lah..nanti dituduh jadi penggurut...nanti dituduh tukang mengeluh dan lebih berat lagi nanti dituduh orang yang tidak pernah bersyukur. Berusaha sok kuat di depan orang dan terutama di depan suami....
Tetapi itu bukan saya! Saya stres terhadap perubahan itu, yes! Saya memberontak, yes! Saya tidak suka dan menolak perubahan, yes! Saya tidak nyaman dengan stres yang saya alami...karena suami dan anak saya mengalami hal yang tidak menyenangkan setiap hari. Bersyukur karena saya yakin bahwa ketidaknyamanan ini pasti datang dari Dia.
Stres yang saya alami dan bagaimana saya menyesali dan keluar dari lingkaran setan stres ini saya tuangkan dalam satu buku sederhana ini. Tiga tahun proses saya membuat buku ini dimulai dari banyak pertimbangan baik dari diri sendiri maupun sekitar. Buku ini saya  persembahkan kepada seluruh perempuan yang menyerahkan dirinya untuk kepentingan keluarga (suami dan anak)..yang mengalami stres, yang mengalami pergolakan batin yang seluruhnya tidak mudah untuk dilewati. Saya tidaklah sempurna, tetapi saya pernah melewati puncak dari stres karena saya gagal berdamai dengan diri saya sendiri dan gagal berdamai dengan sekitar saya.Â
Saya berharap, perempuan Indonesia yang benar-benar menjadi ibu rumah tangga tetap bisa memakai waktunya dengan semaksimal mungkin sesuai potensi yang kita miliki...demi keluarga dan demi bangsa kita...
Salam perempuan Indonesia!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI