Mohon tunggu...
Tio No
Tio No Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

tiono mahasiswa teknik informatika untag 1945 surabaya,hobby Musik & Lensa - TEMPO dan GATRA menempa saya untuk selalu jeli, kritis, menulis dengan jujur, dan bekerja keras. Hasilnya? Saya tidak tahu karena yang menilai tentu orang lain. Di KOMPASIANA ini saya sangat menghormati nama pemberian orang tua saya sehingga tidak perlu saya ganti dan palsukan, apalagi memalsukan wajah pada identitas diri. Blog pribadi saya, tionotio.blog.com atau tiocavi.wordpress.com --- bila iseng, silakan mampir.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Maling Korupsi yang Semakin Tidak Tahu Malu

24 September 2012   04:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:49 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuatnya orientasi kepada materi, membuat kita menghalalkan segala cara. Kita sama sekali tidak peduli bahwa korupsi itu mengambil hak orang lain untuk bisa hidup lebih baik. Kita menutup mata bahwa akibat korupsi yang dilakukan jutaan orang harus hidup dalam kemiskinan, jutaan orang tidak memiliki pekerjaan.

Hukum tidak membuat orang menjadi jera. Bahkan korupsi semakin menjadi-jadi, ketika ada orang yang dihukum karena korupsi. Rendahnya hukuman kepada pelaku korupsi membuat orang tidak merasakan bahwa ia dihukum karena perbuatannya. Apalagi ketika kekayaan dari korupsi tidak ikut disita untuk negara.

Sudah lama kita menyampaikan bagi dilakukannya pemiskinan terhadap pelaku korupsi. Namun para pembuat aturan tidak pernah mau membuat aturan yang menjerakan tersebut, karena merekalah yang menjadi pelaku korupsi. Silih berganti anggota DPR terjerat dalam kasus korupsi dan tidak pernah ada upaya serius untuk menghentikannya.

Tidaklah keliru apabila Taufiq Ismail menulis puisi “Malu Aku Jadi Orang Indonesia”. Kita pantas malu dengan perilaku para koruptor yang sudah tidak tahu malu. Mereka telah merusak nama baik Indonesia dan membuat kita harus menunduk ketika berhadapan dengan bangsa lain, karena kita masih memiliki rasa malu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun