Mohon tunggu...
TION ISWANTO
TION ISWANTO Mohon Tunggu... Lainnya - PENULIS PEMULA

Terampil dalam berkarya, Tekun dalam berjuang dan Tulus dalam berbuat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

cara berhenti overthinking, kontrol pikiranmu dengan ini

23 Juni 2024   05:37 Diperbarui: 23 Juni 2024   05:50 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

3. kualitas tidur terganggu;
Overthinking ini mengganggu kualitas tidur. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kekhawatiran akibat overthinking dan kualitas tidur, karena ternyata overactivity merupakan penyebab utama seseorang tuh susah tidur. Nah, tentunya, kalau misal overload ini sampai membuat kita susah tidur, ini akan berdampak banget buat kesehatan kita dan produktivitas kita. Karena kita tahu ya, kalau misalnya tidur kurang, itu dampaknya udah banyak banget. Mood jadi nggak enak, kita jadi susah fokus, kekebalan tubuh kita juga menurun, dan kita jadi gampang marah-marah lah sehari-hari.

Oleh karena itu, kita udah tahu overthinking itu tuh dampaknya buruk banget buat kehidupan kita secara umum, entah itu mental, emosional, fisik, dan banyak banget gitu ya. Sekarang, pertanyaannya, gimana cara kita untuk stop overthinking? Sekarang, akan kita bahas. Jadi, ini adalah 3 teknik ampuh untuk stop overthinking:

1. melatih pernapasan;
Pernapasan yang aku maksud di sini itu bukan pernafasan di Demon Slayer ya, percaya enggak? Kalau misalnya aku bilang, apabila kita bisa mengatur pernapasan kita, maka 99% permasalahan kita dalam hidup itu akan hilang. Mungkin kamu nggak percaya, tapi coba deh kita pikir-pikir. Ketika kita mengalami masalah yang penting, itu tuh bukan masalahnya yang harus jadi fokus kita, itu adalah cara kita untuk merespon terhadap masalah tersebut. Nah, respon yang kita berikan terhadap masalah tersebut itu sangat diregulasi oleh emosi kita. Sekarang, coba kita perhatikan, ketika kita mengalami emosi yang negatif, atau mungkin emosi yang positif juga, apa yang akan berbeda dalam tubuh kita? Pernapasan kita kan, kalau misalnya kita lagi sedih, stress, marah, emosi apapun itu, emosi negatif, pernafasan kita akan jadi cepat, dangkal. Sedangkan kalau misalnya kita lagi rileks, tenang, berdamai dengan diri kita sendiri, pernafasan kita akan jadi dalam, lama. Nah, itu adalah fungsi dari pernafasan. Se powerful itu, apabila kita bisa meregulasi pernapasan kita, kita akan bisa meregulasi emosi kita. Nah, ini juga bisa diterapkan ketika kita lagi overthinking. Kita bisa menggunakan yang namanya breathing techniques. Salah satu breathing teknik favoritku adalah yang namanya box breathing, di mana box breathing ini juga punya nama lain yaitu 4-4 breathing. Kenapa? Karena di sini, kita tarik nafas selama 4 detik, tahan nafas selama 4 detik, buang nafas selama 4 detik, dan tahan nafas selama 4 detik. Dan kita bisa mengulangi ini terus-menerus, sampai akhirnya kita merasa tenang. Jadi, lain kali, kalau misalnya kita lagi, coba deh box breathing ini. Aku jamin, pasti kita akan jadi lebih tenang.

2. fokus sama hal yang bisa dikontrol;
Mungkin ini udah sering banget ya, orang-orang bahas, dan mungkin kamu juga udah tahu, tapi aku ingin mengingatkan kamu terhadap hal ini, karena menurutku sangat penting dan sangat mudah untuk dikatakan, tapi ketika kita harus mempraktekkannya, cukup sulit. Kita tahu ya, kalau misalnya dalam dunia ini, ada dua tipe hal, hal yang bisa kita kontrol, dan hal yang kita nggak bisa kontrol. Dan seringkali stres itu muncul karena kita terlalu fokus ke hal yang kita nggak bisa kontrol. Kita tuh ingin mencoba mengontrol hal yang kita justru nggak bisa kontrol, ini karena kita mencoba untuk kontrol, tapi kita tahu kita nggak bisa kontrol. Ya, makanya timbul stres, timbul overthinking. Nah, jadi daripada kita menyalurkan energi kita, dan menghabiskan energi kita ke hal-hal yang kita enggak bisa kontrol, yang akhirnya jadi bikin kita capek, mendingan kita fokusin energi kita ke hal yang kita bisa kontrol, supaya hal-hal yang kita bisa kontrol ini, itu tuh, kita bisa maksimalin, dan kita bisa menurunkan dampak negatif dari hal-hal yang kita enggak bisa kontrol. Contohnya apa, kalau misalnya nilai ujian kita jelek, ya kita jangan pikirin, "Aduh, nilai ujian gue jelek, gimana ya?" Ya kan udah enggak bisa diganti. Iya, kita bisa lakukan apa ya? Udah belajar aja lagi, ini yang kita bisa kontrol, supaya ujian berikutnya nilai kita bagus.

3. cobalah berlatih mindset mindfulness;
Mindfulness adalah keadaan di mana kita itu sedang fully aware, atau sepenuhnya sadar, terhadap melihat apa yang sedang terjadi di masa ini. Jadi, bukan di masa depan, bukan di masa lampau, tapi di masa ini. Karena seringkali overthinking itu terjadi karena kita terlalu fokus ke masa depan, atau mungkin selalu benar-benar mempermasalahkan masa lalu, atau mengingat-ingat masa lalu. Dengan berlatih mindfulness, kita jadi bisa mengurangi overthinking, karena otak kita akan fokus dengan apa yang sedang terjadi, dan ini bisa kita kontrol, bukan overthinking kemana-mana, terhadap sesuatu yang telah terjadi atau akan terjadi. Main focus itu ibaratnya tuh, kayak live now, hidup sekarang, bukan kemarin, dan bukan besok. Fokuslah ke apa yang sedang terjadi. Misal kalau misalnya kita lagi makan, ya nikmatin aja makanannya. Nggak usah mikirin, "Entar habis ini kita bakal ngapain ya? Nanti sore ngapain ya? Nanti malam ngapain ya? Sama siapa ya?" Jadi fokus aja ke apa yang kita sedang lakukan Sekarang.  

setelah kita membahas teknik ampuh untuk mengatasi overthinking, yaitu melatih pernapasan, fokus ke hal yang bisa dikontrol, dan berlatih mindset mindfulness, kita bisa mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penting untuk diingat bahwa mengatasi overthinking bisa membutuhkan waktu dan latihan secara konsisten. Jadi, jangan terlalu keras pada diri sendiri jika tidak langsung berhasil. Setiap langkah kecil menuju mengurangi overthinking sangat berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun