Lapangan Jati Anyar sore ini ramai anak-anak bermain bola.
"gooooooo" tendangan Tipan tak terjangkau kipper lawan.
"aduuuuh, Ardi terlat menutup ruang tembak lawan" grutu Rian sebagai kipper yang baru saja kebobolan.
Anak-anak senang bermain bola, tanpa wasit, jadi bermain seenak mereka. Bola plastic, gawang ditandai dengan sandal. Cukup meriah suasananya.
Pak Diju menghampiri mereka, "anak-anak mari pulang, sebentar  lagi maghrib tiba"
Anak-anak langsung berlarian setelah mendengar suara pak Diju, mereka kawatir kena omelan jika tidak segera pergi. Hal tersebut kejadian saat salah satu teman yang kenal jewer dari pak Diju.
"lariii" teriak Mamat.
Pak Diju melihat mereka hanya tersenyum, ternyata mereka nurut setelah menghukum salah satu diantara mereka.
"heh, anak bandel, pulang ke rumah tidak mengucap salam" grutu pak Momo yang sedang memandikan ayam jagonya di depan rumah.
"pah, Rian mau sekolah sepak bola" pinta Rian mrengek.
"buat apa sekolah bola, sekolah  biasa aja biar jadi orang bener" bantah pak Wawan.
"Rian janji, kalau Rian sekolah bola, bakal rajin ngaji pah" muka Rian memelas.
"hem" gumam pak Wawan.
"ya sudahlah, tapi sekolah biasa harus tekun juga yaa" ingat pak Wawan.
"iya pah, tapi ini beneran pah?" Tanya untuk memastikan.
"iya" singkat jawabnya.
"horiiiiiiiiiii" Rian Nampak senang dan semangat, ingin mengembangkan bakatnya di sepak bola.
Pak Wawan sebagai orang tua, tentu memahami apa yang diinginkan anaknya, sudah lama dirinya melihat anaknya terus-terusan bermaindi lapangan dengan teman-temannya.
Hari pertama Rian masuk sekolah bola di setiap sore hari. Awalnya Riang sebagai striker, itu berdasarkan pilihan pelatihnya, setiap Rian bermain bola dengan teman-temannya, ia suka menjadi kipper . Dirinya senang saat melihat kipper timnas yang sangat hebat menjaga gawangnya. Mau tidak mau pilihan pelatih harus diterima.
Tiga bulan Rian terus berlatih sebagai striker, namun tidak ada perkembangan sama sekali.
"Rian sinii" panggil pelatih.
"siap coach" jawab Rian menghampiri.
"nak Rian, kamu selama tiga bulan tidak ada perkembangan, ada apa dengan kamu nak?" Tanya coach Tarmin.
"iya coach maaf, saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk terus-menerus berlatih" jawab Rian takut-takut.
"tenang aja nak Rian, tidak usah tegang, jadi saya mau Tanya, kira-kira kamu nyamannya di posisi apa?" Tanya coach Tarmin.
"saya lebih suka posisi kipper coach" jawab Rian tersenyum.
"hem" coach Tarmin bergumam.
Ternyata pilihan dirinya tidak sesuai keinginan Rian, seharusnya dirinya menanyakan terlebih dahulu.
"jadi kamu mau kipper, boleh saya lihat dipertandingan internal nanti?" Tanya coach Tarmin untuk meyakinkan.
"siaaaap coach.
Rian akan memaksimalkan kemampuannya sebagai kipper yang handal. Karena dirinya mencuri-curi pandang saat teman kipernya sedang berlatih, dan dirinya selalu mencoba saat dirinya di rumah.
Internal game di mulai, coach Tarmin sengaja untuk Rian di kelompokan dengan tim pelapis kedua. Tim utama selalu menyerang dari kanan, kiri, tengah crossing heading semuanya dipatahkan dengan mudah oleh Rian. Sungguh apa yang ditampilkan oleh Rian di luar perkiraan coach Tarmin, sampai-sampai coach Tarmin tepuk tangan dengan teriakan senang.
Tim utama tidak berhasil mengalahkan tim lapis kedua, sungguh peran dari kipper Rian yang sangat luar biasa.
"mantaap Rian" teriak coach Tarmin setelah pertandingan selesai dengan skor kacamata.
Rian hanya tersenyum. Akhirnya kipper utama kini ada saingan baru ialah Rian.
"baik anak-anak, dalam waktu dekat ini, kita akan mengikuti turnamen kota cup, di sana  akan dihadiri pelatih timnas usia muda buat persiapan piala dunia nanti, maka saya berharap kalian harus terus berlatih dan bersaing yang sehat, siapapun yang terbaik akan menjadi pemain inti saat turnamen berlangsung, dan tim lapis kedua sebagai pemain pengganti, jika ada ada salah satu pemain utama yang cedera, maka pemain pengganti yang terbaik yang akan mengisi kekosongan posisi tersebut" Coach Tarmin menjelaskan ke anak asuhnya.
"siaaaap coach" jawab anak-anak asuhnya.
Waktu demi waktu mereka terus berlatih. Kemampuan Rian sebagai kipper semakin matang. Sungguh luar biasa kerja keras mereka yang akan menyambut gelaran turnamen kota cup.
Tim Jatinyar FC siap mengarungi turnamen kali ini, di dalamnya ada pemain handal termasuk Rian sebagai kipper utama Jatinyar FC. Babak pengisian dimulai, sungguh luar biasa penampilan Anak-anak Jatinyar FC diturnamen kali ini. Finish sebagai juara grup, terus melaju Jatinyar FC hingga partai semi final dengan susah payah mengalahkan Rigoball FC, dengan menit-menit akhir, Tipan berhasil menceploskan bola di gawang Rogoball FC, "gooooooooooooooool"
Tipan dan rekan-rekannya termasuk Rian sujud syukur bisa melaju babak final, perjuangan anak-anak Jatinyar FC tak sia-sia setelah banyak penyelamatan dari Rian yang sangat krsial.
Babak final dimulai, permuan antara Jatinyar FC melawan  Anlap United. Awal-awal babak pertama kedua tim bermain dengan hati-hati, keduanya mengukur kekuatan lawan. Lagi-lagi umpan dari Mamat selalu gagal di manfaatkan oleh tipan sebagai striker nomer Sembilan. Pelanggaran terjadi dilakukan oleh tim Jatinyar FC Abang yang melanggar pemain Anlap United. Wasit langsung emnunjukan titik putih pinalti.
Para penonton sangat tegang, termasuk coach Tarmin sebagai pelatihnya, semoaga apa yang ditampilkan Rian hari ini bisa menyelamatkan dan mengagalkan tendangan lawan. Ancang-ancang penendang dari Anlap United.
"priiiiiiit" tendangan pemain Anlap United sudah dilakukan, coach Tarmin sampai mengejamkan matanya, tak tega melihat apa yang akan terjadi. "plak" bola berhasil di tepis Rian dengan luar biasa, teriakan penonto semakin hiteris, horiiiiii, senang pendukung Jatinyar FC belum bisa dibobol gawangnya, ternyata esekusi tendangan dari pemain Anlap United berhasil digagalkan oleh Rian, kini serangan balik dari pemain Jatinyar FC. Coach Tarmin bersyukur melihat penampilan Rian yang sangat krusial. Kedua tim jual beli srangan hinga babak pertama berakhir. Lagi-lagi kedua tim sangat kuat dan luar biasa apa yang ditampilkan di babak final ini. Babak kedua dimulai, serangan-serangan dari Anlap United terus bergelombang, bertubi-tubi serangan yang merepotkan pertahanan Jatinyar FC, penyelamatan gemilang dari Rian sunggung menajubkan bagi para penonton yang hadir di lapangan. Kedua tim terus jual beli srangan hingga babak kedua hingga dua kali babak extra time skor masih kacamata. Dan babak harus dilanjutkan adu pinalti. Di babak ini keberuntungan yang bisa menjawab, tinggal berbicara tentang mental pemain dari kedua tim. Tipan, Mamat, Godel, Jojo, dan lana dari Jatinyar FC berhasil kelimanya mengesekusikan tendangan pinalti. Tendangan terakhir dari pemain Anlap united akan dilakukan, Rian focus siap-siap megagalkan tendangan lawing, "priiiiiit" ancang-ancang, tendangan sudah dilakukan, "plak" lagi-lagi Rian berhasil mengagalkan penendang terakhir dari Pemain Anlap United. Semua pemain Jatinyar FC sujud syukur meryakan kemenangan pertama kalinya di gelaran turnamen kota cup. Luar biasa yang ditunjukkan oleh para pemain Jatinyar FC, Rian berhasil mendapatkan max to the max dalam pertandingan kali ini, impian Rian berhasil menjadi pemain muda meraih piala pertamanya di turnamen kota cup. Petasan kembang api terus menghiasi langit-langit untuk menyambut kemenangan tim Dari Jatinyar FC.
Tamaaaat.........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H