Mohon tunggu...
Tion Camang
Tion Camang Mohon Tunggu... -

Orang Awam yang cinta Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Darimana Memulai Perubahan?

25 Mei 2010   05:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:59 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Ayah, mengapa selalu pulang tengah malam ?" tegur Anggun, putri bungsuku, beberapa waktu berselang.

Dadaku seketika sesak. Jujur, ternyata teguran bocah 5 tahun jauh lebih membekas. Kata-katanya langsung menampar dan menohok keegoisanku. Kecerewetan anakku, memberi pelajaran dan kesadaran baru:

"proses dan eksperimentasi idealisme, perjuangan moral atau apapun sebangsanya, haruslah proporsional teraktualisasi antar ruang publik dan ruang domestik.

Teguran anakku, serta merta menggodaku mengintip kisah kebanyakan aktor-aktor yang dianggap sukses sebagai lokomototif perubahan. Dan yang tersimpul adalah:

Pembuat perubahan sesungguhnya bukan mereka. Tetapi ayah dan ibu yang telaten mendidik mereka. Buktinya, kebanyakan para aktor perubahan itu, tak mampu melahirkan generasi (turunan) yang mampu membuat perubahan seperti dirinya.

Malah saya pernah membaca sebuah kalimat berkesan dalam sebuah buku tua yang tipis. Sayang saya sudah lupa judulnya:

"Seorang pahlawan sejati, kebanyakan adalah ayah atau ibu yang buruk."

Jika kesimpulan dari fakta-fakta tersembunyi yang diungkap oleh buku itu benar, maka saya berdoa "semoga anakku belum sampai pada kesimpulan itu," harapku dalam hati sembari menguatkan tekad untuk belajar merubah diri. Tekad ini mengental ketika membaca renungan yang dituangkan oleh seseorang (anonim) dalam sebuah blog:

Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal
Aku bermimpi ingin mengubah dunia…
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku
Kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah

Maka cita – cita itupun agak kupersempit
Kuputuskan hanya mengubah negeriku….
Namun tampaknya hasrat itupun tiada hasilnya

Ketika usiaku makin senja,
dengan semangat yang tersisa
Kuputuskan untuk mengubah keluargaku,
Orang – orang yang paling dekat denganku….
Tetapi celakanya, merekapun tak mau diubah

Dan kini sementara aku berbaring saat ajal menjelang tiba
Kusadari, andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku….
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku

Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka
Bisa jadi akupun mampu memperbaiki negeriku
Kemudian siapa tahu,
Akupun bahkan bisa mengubah dunia

Jadi, mulailah berubah dari:
Hal Kecil,
Diri Kita,
Sekarang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun