Mohon tunggu...
Tiona Adelina
Tiona Adelina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional dari Universitas Jember

Saya memiliki hobi menulis, dan itu menjadikan saya suka menyuarakan opini saya dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Negara Maju dan Berkembang dalam Ketidaksetaraan Global

25 Februari 2024   10:00 Diperbarui: 25 Februari 2024   10:05 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
climateandcapitalism.com

Dalam era globalisasi ini, ketidaksetaraan menjadi salah satu isu paling meruncing yang dihadapi oleh masyarakat dunia. Realitas pahit yang kita terima dari adanya ketidaksetaraan global, sangat nyata untuk dirasakan. Baik dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan masih banyak aspek lainnya. Aspek ekonomi menjadi aspek  yang sering dilanda ketidaksetaraan global. 

Data dari World Bank tahun 2023 menyoroti bahwa pertumbuhan global melambat tajam akibat peningkatan inflasi, kenaikan suku bunga, penurunan investasi, dan gangguan yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.  

Perekonomian global diproyeksikan tumbuh sebesar 1,7% pada tahun 2023 dan 2,7% pada tahun 2024, dengan penurunan tajam dalam pertumbuhan diperkirakan akan meluas. 

Perkiraan pada tahun 2023 direvisi turun untuk 95% negara maju dan hampir 70% negara emerging market dan negara berkembang.  Prospek perekonomian negara-negara berkembang semakin suram pada tahun 2023. Empat tahun pertama tahun 2020-an terbukti menjadi tahun-tahun terlemah dalam tiga dekade terakhir.

Ketidaksetaraan global menjadi isu yang penting untuk ditangani mengingat keadaan yang semakin memburuk, membuat semua negara harus awas dalam menangani ketidaksetaraan ini. Baik dalam konteks negara berkembang atau negara maju. Untuk itulah dibutuhkan kesadaran yang tinggi untuk membuat keadaaan dunia yang lebih baik. Negara maju maupun berkemabng menjadi faktor yang sangat penting dalam mengatasi ketidaksetaraan global. 

Lalu bagaimana seharusnya negara maju bersikap akan hal ini?

Negara maju memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengatasi isu ini. Sebagai negara yang unggul dalam hal ekonomi, pendidikan, dan juga aspek yang lain, mereka juga harus bisa memperhatikan serta membuat berbagai hal yang bisa mereka lakukan. Ketidaksetaraan global merupakan isu yang menjadi global. Toh juga permasalahan ini menjadi permasalah negara mereka juga. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah negara maju dalam mengatasi masalah global yang besar ini. 

Pertama, mereka dapat memberikan bantuan dalam pembangunan dan kemitraan. Hal ini bisa dilakukan untuk mengatasi masalah finansial yang dihadapi oleh negara berkembang. Menjadi mitra dagang yang baik untuk negara berkembang dapat membantu untuk mengatasi masalah ini. Tentu saja, hal ini tidak mudah karena banyak yang perlu dilakukan jika menyangkut masalah keuangan, namun negara maju juga harus berkorban untuk hal ini, agar dunia menjadi lebih baik. 

Kedua, negara maju juga harus bisa mengeluarkan kebijakan domestik yang pro terhadap ketimpangan. Contohnya seperti pajak progresif, program subsidi, dan juga investasi kepada bidang pendidikan yang bisa menghasilkan dampak jangka panjang yang cukup besar. 

Ketiga, negara maju juga harus bisa membantu  meningkatkan kesadaran dan advokasi di masyarakat. Dengan mendukung organisasi non pemerintah yang bergerak di bidang ini, akan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan urgensi dari ketidaksetaraan global. Selain itu, mendorong masyarakat negara nya untuk mendukung aksi-aksi global, yang pro kepada ketimpangan 

yang terjadi saat ini. 

Lalu, bagiamana dengam negara berkembang, apakaah hanya akan menjadi pemain pasif dalam isu global saat ini? atau hanya sekedar menerima bantuan dari negara maju?

Tentu saja, tidak mungkin isu ini akan diatasi jika negara-negara berkembang melakukan hal ini. Jumlah negara maju tidak banyak, jika dibandingkan negara berkembang, jelas negara berkmabng memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari negara maju mengingat komposis mereka di dunia saat ini. Alih-alih duduk manis menunggu negara maju menyelesaikan masalah besar ini, negara berkembang harus bisa melakukan hal-hal berikut ini untuk membantu menyelesaikan masalah klasik global ini. 

Pertama, negarra berkembangharus fokus dalam meningkatkan akses terhadap pendidikan dan keterampilan. Pendidikan menjadi aspek penting untuk mencapai kesetaraan. Memastikan masyarakat negara nya terdidik dengan baik, serta memperhatikan indeks pembangunan manusia nya, akan membantu mengatasi ketidaksetaraan global. Pendidikan salah satu kunci untuk keluar dari masalah ini. Jika masyarakatnya teredukasi akan lebih mudah untuk menyelesaikan masalah global. Jika angka buta huruf saja, masih tinggi, maka sulit untuk menyelesaikan masalah ketidaksetaraan ini. 

Kedua, negara berkembang harus bisa meningkatkan diversifikasi ekonomi. Tidak hanya berharap pada satu sektor, namun sektor lainnya juga penting untuk dilakukan. Mendorong industri dalam industri kreatif, serta mengembangkan sektor Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM), akan menghasilkan hasil yang signifikan jika stagnan dan berharap hanya pada satu industri. 

Ketiga, meningkatkan konektivitas dan infrastruktur. Seperti membangun infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan untuk meningkatkan konektivitas antar daerah. Selain itu juga bisa meningkatkan akses terhadap internet dan teknologi informasi untuk mendorong ekonomi digital. Lalu, mendorong investasi dalam energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan. 

Dengan terjalankan nya peran masing-masing negara dalam mengatasi masalah ini, maka ketidaksetaraan global bisa diatasi secara signifikan. Hal ini tidak mudah untuk dijalankan, penting untuk terlibatnya semua pihak, dan secara sadar melakukan hal ini. Semuanya bisa dimulai dari negara masing-masing, memnag tidak langsung siginifikan namun sangat berarti dalam menyelesaikan masalaha ketidaksetaraan global, untuk dunia yang lebih baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun