Baru-baru ini Desa Wisata Mangrove dan Reservat Kepiting Di Desa Mojo Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS) kapasitas 400 Wp untuk memenuhi kebutuhan listrik harian serta membangun dermaga apung yang digunakan untuk sandar perahu yang membawa wisatawan ke Kawasan mangrove dan reservat kepiting.
Kegiatan pembangunan dermaga dan PLTS ini bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Diponegoro dan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Dirjen Pendidikan Tinggi Kemedikbud Ristek. Hal ini sejalan dengan cita-cita pemerintah Indonesia menuju target bauran energi primer energi baru terbarukan (EBT) minimal 23% pada tahun 2025.
“Wisata Hutan Mangrove Mojo di Ulujami Pemalang Jawa Tengah memiliki luas kawasan mangrove di kabupaten Pemalang, sekitar 365 ha. Terdiri dari hutan mangrove seluas 45 ha, dan mangrove dipertambakan 320 ha. Hutan mangrove mempunyai potensi untuk pengembangan ekosistem mangrove, sedangkan dipertambakan mempunyai potensi wisata edukasi berupa budidaya kepiting.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat Pembangunan PLTS dan dermaga apung ini diketuai oleh Dr. Ir. Jaka Windarta, M.T.IPU Asean.Eng , tim Pengabdian LPPM Universitas Diponegoro Dosen Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dengan anggota Dr. Hartuti Purnaweni, MPA dan Dr. Asep Yoyo Wardaya, S.Si., M.Si.
“Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan sistem off-grid bisa dijadikan salah satu alternatif untuk mengurangi biaya tagihan listrik karena PLTS ini bisa bekerja saat listrik PLN padam sehingga listrik yang dihasilkan oleh PLTS akan mengurangi tagihan listrik PLN dan listrik tetap bisa digunakan” ungkap Ketua Tim Pengabdian Dr Ir Jaka Windarta dalam kesempatan saat pemasangan PLTS . Pembangunan dermaga apung juga sangat diperlukan mengingat dermaga yang lama sudah rusak akibat Rob besar pada bulan Mei tahun 2022 .
Jaka Windarta secara terpisah, mengungkapkan, menghadirkan EBT yang ramah lingkungan merupakan keniscyaan yang harus dilakukan oleh pemerintah, Dikatakan, kondisi geografis Indonesia yang berada pada garis khatulistiwa menyebabkan kondisi cuaca yang cukup terik pada siang hari. Dengan menggunakan sel surya, sinar matahari dapat dijadikan sumber energi terbarukan yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Panel Surya ditempatkan di dekat dermaga, lalu dihubungkan untuk penerangan dermaga dan untuk pompa air. Dengan menerapkan PLTS berkapasitas 400 Watt maka PLTS dapat mengurangi tagihan listrik. Selain itu Dermaga apung dipasang juga lampu sel surya sehingga pada malam hari ada lampu penerangan walapun dengan kapasitas yang masih kecil sehingga untuk warga yang ingin ke tambak kepiting masih sangat memungkinkan pada malam hari.
PLTS dengan kapasitas 400Wp, Dengan adanya PLTS ini, pokdarwis dapat menghemat biaya tagihan tiap bulannya. Hal ini tentunya sangat membantu pihak pokdarwis untuk mengurangi biaya tagihan listrik tiap bulannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H