Saat itu saya telah memasuki semester kedua di Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk program Master Penyuluhan Pembangunan. Saya tertarik untuk mengikuti Program TWINCLE, sebuah program bersama dari Chiba University Japan dengan beberapa universitas di Indonesia.
Program dibuat untuk memberi kesempatan siswa di kedua negara untuk mengembangkan pengetahuan, wawasan dan juga kemampuan untuk berkomunikasi secara internasional. Mahasiswa akan ditantang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman budaya di Jepang, sambil belajar bekerja di laboratorium, serta mempelajari teknologi dan budaya Jepang.
Keberangkatan saya ke Jepang bersama tiga rekan lainnya dari IPB berdurasi selama dua minggu termasuk perjalanan pergi pulang sebagai TWINCLE Trial Course student, sebelum kami telah berangkat dua orang yang mendapat kesempatan mengikuti program TWINCLE selama tiga bulan sebagai TWINCLE Long Course student. Jadwal keberangkatan kami bertepatan dengan taifun yang melanda jalur penerbangan kami, sehingga kami sempat bermalam di Regal Hotel Hongkong Airport.
Kesempatan student exchange ke Jepang adalah kali kedua bagi saya, sebelumnya saat saya mengambil sarjana satu Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Gadjah Mada (UGM) saya mengikuti program NUPACE, sebuah kerjasama Nagoya University Japan dengan UGM.
Hanya saja saat itu saya mendapat kesempatan belajar lebih lama, yaitu sekitar setengah sampai dengan satu tahun. Hampir sama dengan di Nagoya, selama mengikuti program TWINCLE kami tinggal di University Dorm yang disebut Chiba University International House Inage, kami menempati sebuah kamar besar yang dapat diisi hingga 4 orang lengkap dengan ruang tamu, dapur dan meja makan.
University Dorm ini hanya berjarak satu stasiun dari Universitas, sehingga kami dapat memilih berjalan kaki atau naik kereka untuk mencapai Universitas. Perlu jadi catatan bagi siapa pun yang berkunjung ke Jepang, bawalah sepatu yang nyaman, karena banyak tempat dapat kita capai dengan jalan kaki. Selain lebih murah, berjalan kaki di Jepang sangat nyaman dan kita dapat menikmati berbagai hal menarik.
Ketika kami tiba, kami memiliki satu malam di University Dorm untuk bertemu dengan rekan-rekan PPI Chiba yang sangat baik, kami sangat terbantu dengan pertolongan teman-teman PPI. Malam itu dilanjutkan dengan mempersiapkan diri untuk kegiatan hari pertama sebelum akhirnya kami beristirahat di kamar yang nyaman dan hangat.
Keesokan paginya sangat menyenangkan, kami menghabiskan hari dengan belajar budaya Jepang, membuat Origami dan mengenakan Yukata, selain kami, ada mahasiswa lain yang ikut serta dalam program ini pada waktu yang sama, dari Universitas Udaya Bali dan Universitas Vietnam. Program dilanjutkan dengan lokakarya bersama mahasiswa Jepang untuk mempersiapkan materi yang akan dipakai rekan-rekan Jepang dalam mengajar beberapa SMA di Vietnam dan Indonesia. Malam harinya kami semua berkumpul di kantin universitas dalam sebuah Upacara Penyambutan yang hangat.
Kami sangat beruntung memiliki dua mentor yang baik dan kreatif, Yamano Sensei dan April Sensei, selama latihan untuk presentasi kami memeriksa slide dan belajar banyak tentang bagaimana membuat presentasi menjadi lebih menarik dan mudah dimengerti oleh siswa.
Masih pada hari sama, setelah selesai Microteaching, kami mendapatkan pengalaman budaya di Sawara Matsuri, saya kagum dengan festival di Sawara yang memiliki Dashi yang megah, lagu yang bersemangat dan masyarakat yang penuh energi di sana. Saya mendapatkan pengetahuan budaya yang banyak seperti ketika kami pergi ke Asakusa Temple, Harajuku, Shibuya dan Kebun Binatang Ueno. Jepang begitu modern dan pada saat yang sama tetap mengikutsertakan kebijakan budaya dalam segala hal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H