Mohon tunggu...
Ricky
Ricky Mohon Tunggu... Konsultan - Just ordinary people

Logic. Like a vulcan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mati Listrik Berjamaah, A Blessing in Disguise

8 Agustus 2019   16:00 Diperbarui: 8 Agustus 2019   16:06 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam buku tetralogi Laskar Pelangi, Ikal menggambarkan Lintang, sahabatnya itu sebagai orang pintar yang punya kelebihan. Bukan hanya karena Lintang jago banget di hampir semua mata pelajaran tapi juga karena ia mampu menjelaskan hal rumit secara sederhana sehingga mudah dipahami. Orang pintar biasanya tergagap-gagap kalau harus menjelaskan ke orang lain sehingga ilmu mereka sulit diwariskan dan akhirnya berhenti di diri mereka sendiri.

Plt Dirut PLN Sripeni sepertinya menguasai teknis dengan baik tapi belum bisa menerjemahkannya ke dalam bahasa yang sederhana. Yang ditanya penyebab tapi dijawab dengan kronologis kejadian. Nyambung? Tidak. Jangan heran kalau pihak yang bertanya jadi sewot.

Keterangannya juga menimbulkan pertanyaan baru. Kalau memang kegiatan pemeliharaan ini adalah sesuatu yang rutin dilakukan, kenapa kali ini ada masalah? Apa yang salah? Dan kenapa sepertinya PLN tidak mengantisipasi jika ada sesuatu yang tidak berjalan benar? Risk mitigation plannya kemana? Contingency plannya kemana? Recovery plan? Kok kayaknya ambrul adul ya.

Kejadian blackout kemarin adalah hal yang memalukan, melihat dampak yang timbul. Telekomunikasi, jaringan perbankan, distribusi BBM (SPBU), radio, televisi, internet semuanya lumpuh. Setiap orang terisolasi tanpa mengetahui apa yang terjadi di luar sana.

Di sisi lain, disaster bisa menjadi panggung untuk membuktikan kompetensi seseorang. Jika Sripeni bisa mengelola bencana ini dengan baik, melakukan perbaikan di dalam dan memuaskan stakeholder maka disaster akan menjadi blessing dan menjadi nilai tambah baginya. Bagi PLN sebagai organisasi, ini adalah turning point untuk menjadi lebih profesional dalam kualitas layanannya.

Satu hal yang patut diapresiasi dari sikap Plt Dirut PLN ini adalah ia tidak ngeles, tidak melemparkan kesalahan pada penjabat sebelumnya walaupun sudah jelas ketidak mampuan PLN mengantisipasi adalah akibat kebijakan manajemen sebelumnya. Sejauh ini tidak terdengar kalimat pembelaan "saya baru dua hari menjabat kok.." Teguran, kritikan dan makian masyarakat diterima karena secara de jure ia adalah pemimpin PLN saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun