Kalo kita ngebahas film-film komedi indie yg unik/quirky seperti ‘Juno’ atau’ Little Miss Sunshine’ pasti kebanyakan orang bilang Wes Anderson (‘The Grand Budapest Hotel’, ‘The Life Aquatic With Steve Zissou’) adalah masternya. Malah kebanyakan fans dia secara fanatik meng-klaim Anderson yg mempelopori genre itu. Wes Anderson memang berada di posisi unik karena di banding Quentin Tarantino dia tidak pernah mendapat masalah di tuduh menjiplak film orang lain atau menjiplak film-film yg dia kagumi dan juga figur Anderson tidak se-kontroversial/agresif Tarantino sehingga dia tidak banyak mengundang perhatian.
Walaupun sebenarnya Anderson tidak beda jauh dengan Tarantino dalam menjiplak film-film favorit dia dari jaman dulu, dan film ‘Harold and Maude’ adalah film jiplakan Anderson yg paling penting karena melalui ‘Harold and Maude’ semua style estetika Anderson berasal dari film ini; black humor, retro pop music, karakter-karakter/realita yg aneh, tema/filosofi yg kental tentang hidup keasingan, framing adegan seperti kita menonton sebuah pentasan teater (kaku & kebanyakan di wide shot).
‘Harold and Maude’ adalah film cult indie yg sangat underrated walaupun film ini yg mempelopori genre quirky indie comedy. Penulis Colin Higgins dan sutradara Hal Ashby membuat film ini di tahun 1971 ketika Amerika sedang mengalami perubahan sosial yg signifikan dan ketidak percayaan kaum muda kepada pemerintah karena perang Vietnam di puncak tinggi sehingga kaum muda banyak membuat karya-karya art yg memberontak. ‘Harold and Maude’ adalah salah satu karya yg menantang nilai-nilai “moral standard” di era 1970’an karena filmnya tentang seorang anak muda berumur 19 tahun yg jatuh cinta kepada perempuan berumur 79 tahun.
Harold (Bud Cort) adalah seorang pemuda pendiam yg berasal dari keluarga kaya tetapi mempunyai pandangan hidup yg sangat kelam. Dia terobsesi dengan melakukan adegan bunuh diri (walaupun tidak pernah berani untuk benar-benar melakukannya), bahkan ibu Harold yg sangat dominan dan cerewet sudah biasa dengan aksi Harold yg pura-pura bunuh diri. Ibu Harold sudah melakukan berbagai macam cara untuk membantu dia dengan menyuruh Harold bertemu dengan dokter spesialis dan pendeta tetapi Harold tidak berubah. Harold hanya punya satu hobi, mengunjungi pemakaman orang-orang asing. Di sana dia bertemu dengan Maude (Ruth Gordon) perempuan lansia yg juga punya hobi yg sama.
Mulai dari situ hubungan mereka terjalin dengan erat walaupun mereka berasal dari dua sisi yg ekstrim. Harold obsesi dengan kematian sementara Maude obsesi dengan kehidupan. Harold tertutup dan introvert sementara Maude sangat terbuka dan periang. Harold berasal dari keluarga yg kaya dan kaku sementara Maude seorang eksentrik yg hidup di gerbong kereta api seorang diri. Tetapi mereka mempunyai satu hal yg sama yg yg membuat mereka dekat, mereka tidak suka figur otoriter dan selalu berontak.
Harold selalu berontak kepada ibunya dan Maude berontak dengan tidak mengikuti aturan masyarakat (dia selalu mencuri/gonta ganti mobil seenak jidat atau menjadi model telanjang untuk para pelukis). Ketika ibu Harold memaksa Harold untuk menjodohkan dia dengan beberapa calon istri (melalui proses komputer yg sangat tidak personal seperti membeli daging di pasar) Harold tambah berontak, dia melakukan adegan-adegan bunuh diri di depan calon-calon istrinya sehingga membuat mereka takut dan kabur. Harold justru lebih bertambah dekat ke Maude dan pelan-pelan dia mulai mengerti arti sebenarnya untuk tidak menyia-nyiakan hidup dan keluar dari pandangan tentang hidup yg sangat tertutup dan suram, karena pandangan Maude tentang kehidupan adalah, kita bisa membentuk kehidupan seperti yg kita mau dan hidup itu adalah sangat berharga.
Visi ‘Harold and Maude’ yg dari awal sepertinya sangat sensasional karena melibatkan asmara antara dua manusia yg mempunyai perbedaan umur yg jauh bukan semata untuk mengejutkan penonton dari sisi humor/sensasi saja tetapi mengejutkan karena hubungan mereka berdua di buat menjadi sangat murni dan lembut sehingga kita tidak melihat mereka sebagai pasangan yg canggung tetapi justru menjadi pasangan yg komplit untuk sesama.
Mungkin kalau dari sisi filosofinya; Harold adalah kematian, Maude adalah kehidupan. Di gabung mereka membuat siklus hidup menjadi komplit.
Poin ini di simpulkan di scene yg sangat menyentuh ketika Maude menerangkan ke Harold tentang bunga matahari.
Maude: “I think much of the world’s sorrow is from people who think they’re this, but allow themselves to be treated as that.”
Maude dan Harold ternyata berdiri di lapangan bunga matahari di tengah-tengah kuburan.
Klasik.
tintascreenplay.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H