Mohon tunggu...
Iin T Wahyuni
Iin T Wahyuni Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, suka menulis dan membaca

Lahir di Mojokerto, ibu dari 4 orang anak. Pegiat Pendidikan Anak Usia Dini dan Terapis Menulis untuk Bahagia Domisili di Vila Gunung Buring Cemorokandang Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keajaiban Malam (Bagian-3)

5 April 2020   12:46 Diperbarui: 5 April 2020   12:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Larangan Nabi Ya'kub terhadap Yusuf mengajarkan tentang insting tajam seorang ayah untuk melindungi anaknya dari mara bahaya. Sepak-terjang dan pertentangan di antara  saudara-saudara Yusuf dalam menyusun tipu-muslihat mereka menyiratkan tentang pergolakan nafsu manusia yang terpedaya oleh setan. Mengiringi penyampaian secara verbal kisahnya, bermunculan pula adegan seru dalam pikiran anak menurut persepsi mereka masing-masing.

Anak sedang menimbang nilai-nilai di balik perilaku bullying terhadap Yusuf. Suasana malam menambah mencekam gambaran adegan saat Yusuf dijebloskan ke dalam sebuah sumur kering yang dalam dan gelap. Teraniaya. Ketakutan. Tak berdaya. Namun ada campur tangan kasat mata yang menguatkannya ketika ia menerima wahyu dari Rabb-nya.

Maka ketika mereka membawanya dan sepakat memasukkan ke dasar sumur, Kami wahyukan kepadanya, "Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari." (QS. Yusuf 12:15)

Yusuf kecil yang terkungkung di dalam sumur itu tentu merasa sangat terhibur dengan wahyu itu. Pasti ia menjadi tenang dan tidak ketakutan lagi. Satu lagi nilai yang bisa dipetik oleh anak yang sedang mendengar cerita ini dari orang tuanya. 

Bahwa hidup tak selalu mudah. Bahkan seorang anak kecil bisa diuji dengan cara dipisahkan dari orang tuanya. Namun sekaligus anak memperoleh gambaran yang nyata,  bahwa ada yang selalu menjaganya melebihi penjagaan orang tuanya. Ada yang mencintainya melebihi kadar kecintaan orang tua terhadapnya. Dialah Allah. Zat pemilik otoritas tunggal yang Maha Pandai dan Maha Mengawasi.

-Bersambung-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun