Mohon tunggu...
Tinta Digital
Tinta Digital Mohon Tunggu... Administrasi - Akun ini saat ini bersifat pribadi dan dimiliki oleh satu orang

Tinta Digital adalah karya asli Kelas Cyber Journalism Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2015 FISIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin . Semoga menjadi inspirasi buat pembaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayahku Luar Biasa

6 Januari 2019   07:53 Diperbarui: 6 Januari 2019   08:41 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

M Ridwan merupakan seseorang pengusaha bimbingan belajar Sejomang Study Club "SSC". Ayah dilahirkan di sebuah perkampungan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, tempatnya di pulau  kecil yang bernama pulau Lombok atau tepatnya di kampung "sepakat" Desa ganti Kec. Praya Timur Kab. Lombok Tengah, jenjang pendidikan yang pernah ayah tempuh dari MI,SDN Sepakat, MTsN , dan SMA Darul Muhajirin  di sebuah Kota Kabupaten di Lombok Tengah yaitu Kota Praya.

Pada awalnya ayah dengan keadaan ekonomi keluarga boleh dibilang  cukup berada, bila dibandingkan dengan keadaan ekonomi sebagaian besar penduduk kampung waktu itu,  namun seiring berjalannya waktu, keadaan ekonomi keluarga semakin surut setelah ibunda meninggal dunia. 

Pada saat itu ayah masih duduk di kelas III MTsN Praya. Jadi sejak menempuh pendidikan SMA  dilalui dengan penuh tantangan dan cobaan yang sangat  memperihatinkan. Namun semangat belajar yang cukup tinggi jenjang pendidikan di SMA berhasil ayah selesaikan, walaupun dijalani dengan serba kekurangan.

Ayah tidak bisa meneruskan pendidikan karena faktor ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk  melanjutkan kuliah, sejak saat itu ayah berusaha untuk hidup mandiri dengan mencari pekerjaan apapun yang bisa di kerjakan. Ayah bekerja sebagai buruh tani,  bahkan sebagai kuli bangunan di Denpasar Bali.

Pada tahun 1994 ayah merantau ke Kalimantan Selatan bersama rombongan Almarhum TGH.MUHIBBUDDIN dengan mengikuti program transmigrasi umum tepatnya di daerah Martapura Kalimantan Selatan  dilokasi transmigrasi   UPT Riam Kanan II. Ayah mengikuti program tersebut bukan dengan anggota keluarga tapi dengan kemauan sendiri menjadi pengikut di keluarga orang lain yang penting  ayah bisa merantau dengan harapan, masa depan bisa lebih baik lagi.

Setahun kemudian ayah mendapatkan jodoh sesama suku Lombok dan di karunia 2 orang anak perempuan dan laki- laki  yang sekarang ke duanya kuliah di UNLAM BANJARMASIN. Kehidupan di daerah baru memang penuh dengan cobaan dan rintangan. Berbagai macam pekerjaan, pernah ayah jalani seperti bekerja tani, menggali kolam, menjual poster kaligrafi keliling,  dan bahkan sebagai penjaga kolam ikan.

Pada tahun 2005, ayah mencoba bekerja di sebuah perusahaan jasa swasta  di kota Banjarbaru. Prestasi ayah pada saat itu cukup lumayan  dan diberikan tugas membuka kantor baru di Batulicin  Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan dan dipercayakan sebagai Unit Manajer Sektor atau Kepala Sektor, namun 2 tahun kemudian ayah memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut.

Dari sinilah awalnya ayah merintis usaha baru yaitu di bidang kursus komputer. Ayah sadar waktu itu tidak punya keilmuan / keahlian masalah teknologi komputer, bahkan tidak punya laptop apa lagi komputer. Namun,  karena situasi yang memaksa ayah untuk bisa hidup mandiri, ayah nekat untuk membuka kursus dengan peralatan laptop pinjaman dari kawan kawan. Sambil mengajar dan sambil belajar, ayah jalani dengan tekad dan penuh keyakinan,  "KALAU ORANG BISA, KENAPA AKU TIDAK?".

Ayah jalani hari - hari dengan penuh cobaan dan rintangan, bahkan sampai-sampai ayah dicemoohkan bahkan ditertawakan oleh orang-orang  yang merasa lebih pintar dan menguasai keilmuan tentang teknologi komputer.   Namun ayah tak peduli,  ayah jalani tanpa menghiraukan apa pun kata mereka.

Suatu hari ayah ditawari untuk mengajar di sebuah MTs dan SMA Swasta untuk mengajar TIK  dan bidang study lainnya, dan timbul lagi kenekatannya. Ayah terima tawaran tersebut karena memang ayah perlu biaya untuk menghidupi kedua anak - anaknya,  walaupun materi pelajaran yang akan diberikan belum ada bayangan sedikit pun.  Seperti biasa ayah lalui dengan penuh semangat sambil belajar dan mengajar.

Namun hanya sekitar satu semester ayah jalani sebagai guru formal, ayah merasa waktu - waktu  yang ayah jalani sangat terikat. Sementara penghasilan yang ayah dapatkan tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar keluarga,  akhirnya ayah berhenti menjadi seorang guru dan lebih fokus ke usaha kursus komputer walaupun penghasilan tidak menentu tapi tidak mengikat.

Pada tahun 2008, suatu hari ayah ditawari oleh keponakan yang mengajar di Kotabaru, dia ingin mengajak bekerja sama di bidang usaha warung internet (warnet) dan ayah setujui. Sambil menjaga warnet, ayah membuka les - lesan untuk anak SD yang pada waktu itu hanya 1 orang anak kelas IV dan dalam waktu 3 bulan ayah jalani tidak ada kemajuan sedikitpun  tambahan murid les.  Namun ayah tidak patah semangat, ayah tetap optimis dan yakin bahwa apa yang dilakukannya akan menemukan titik terang nantinya.  Berkat ayah mengajari anak yang 1 orang itu  dan mendapatkan prestasi yang sangat mengejutkan. Dari sanalah les - lesan ayah mulai dikenal orang.  Hari demi hari di lalui, ada penambahan murid  dan ayah berfikir untuk bisa menyewa tempat sendiri khusus untuk  bimbingan belajar.

Kebetulan tidak jauh dari warnet tempat kerja ayah,  ada sebuah rumah besar lantai 2 yang ingin dilanjutkan sewanya. Rumah tersebut bekas bimbel yang tidak aktif lagi.  Ayah melanjutkan sewa rumah tersebut setelah bernegosiasi dengan biaya sewa. Semua peralatan belajar yang ada di rumah tersebut diberikan izin untuk memakainya sampai  dengan 6 bulan kedepan.  Jadi ayah tinggal memindahkan siswa les yang ada ketempat yang baru. Dari situlah awalnya bimbingan belajar ayah lebih di kenal orang. Saat itu bimbingan belajar yang ayah rintis diberikan nama "Lembaga Pendidikan dan Kursus Sejomang " (LKPS) kemudian seiring dengan perjalanan waktu ayah mengubah namanya menjadi " Sejomang Study Club (SSC)" dan perkembangan bimbingan belajar ayah cukup pesat dari siswa TK,MI,MTS,SMA,SMK,MA semua ada. Ayah tidak bisa  tidak bisa lagi mengajar sendiri. Ayah mencari guru - guru yang berkualitas di semua sekolah yang ada  di Simpang Empat Batulicin.  

Setahun kemudian warnet yang awalnya milik orang lain berhasil ayah beli,  jadi usaha ayah pada waktu itu  bimbel dan warnet.  Program bimbel yang ayah kelola dikembangkan lagi  melihat kebutuhan masyarakat yaitu program kursus Bahasa Inggris untuk umum dan pelajar.  Dan bagi orang tua siswa yang tidak bisa mengantarkan anaknya  les ke bimbel ayah buka program Privat yaitu ayah siapkan guru - guru yang  mengajar ke rumah - rumah siswa.

Sampai saat ini Sejomang Study Club (SSC) sudah berjalan 9 tahun.  Waktu yang cukup dewasa untuk menjalani suatu usaha. Mempunyai 5 orang karyawan tetap dan guru-guru Privat sesuai kebutuhan.  Disamping itu, ayah juga menerima  jasa pengetikan, Print, Scan, Penjilitan dll.  

"Pesan ayah,  semoga tulisan ini menambah wawasan dan motivasi bagi ke dua anak - anak nya  yang sekarang masih kuliah di UNLAM, dan juga para pembaca  sebagai motivasi bagi mereka bahwa hidup ini penuh dengan perjuangan, semangat, optimisme dan juga doa keluarga dan sahabat sangat berperan di dalam menempuh hidup dan kehidupannya ini "

(Ira Setyawan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun