Mohon tunggu...
Tinta Digital
Tinta Digital Mohon Tunggu... Administrasi - Akun ini saat ini bersifat pribadi dan dimiliki oleh satu orang

Tinta Digital adalah karya asli Kelas Cyber Journalism Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2015 FISIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin . Semoga menjadi inspirasi buat pembaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"The Butterfly Effect", Kehidupan Kita

31 Desember 2018   10:19 Diperbarui: 31 Desember 2018   20:26 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Wolfpacks Outdoor Blog

"It has been said that something as small as the flutter of a butterfly's wing can ultimately cause a typhoon halfway around the world" -Edward Lorenz

Jika dihadapkan pada pilihan kupu-kupu atau Kecoa, kebanyakan orang mungkin akan memilih kupu-kupu, ya. Perhaps, cause we'll never know what is others think. 

Bicara soal kupu-kupu, kebanyakan orang mungkin sepakat bahwa hewan ini adalah salah satu wujud keindahan, kesabaran dan perjuangan. Filosofi ini diambil dari proses metamorfosis yang dijalani olehnya dari telur hingga menjadi seekor kupu-kupu yang indah.

Well, dibalik keindahan kupu-kupu, pernahkah kalian dengar sebuah teori mengerikan yang berkaitan dengan kupu-kupu? Mungkin kalian pernah dengar Butterfly Effect? Atau Chaos Theory?

Belum pernah? Wah kalian harus nonton Film Butterfly Effect, Loh. :D :D

So, let's talk about what the meaning of Butterfly Effect?

Butterfly Effect atau disebut juga Chaos Theory ialah asumsi atau dugaan bahwa perubahan kecil suatu hal yang kecil dan non-linier bisa saja memengaruhi sesuatu secara massa. Hal ini di ibaratkan sebagaimana kepakan sayap kupu-kupu di Brazil dapat menyebabkan Angin Tornado Di California.

Huh? Mungkinkah?

Nothing impossible in this world, right?

Teori ini awalnya di kemukakan oleh Edward Norton Lorenz pada tahun 1961 di sela-sela pekerjaannya sebagai peneliti meteorologi. Ia mencoba menghitung cuaca (meramal cuaca dengan statistik) dengan angka-angka desimal dalam waktu berkala. Di waktu yang ditentukan, ia mendapatkan hasil yg sangat berlainan di beberapa kali percobaan, sehingga ia mendapati kesimpulan bahwa segala sesuatu memiliki ketergantungan yang sangat besar pada kondisi awal. 

Dengan hal ini, jika diibaratkan sebuah cerita, keseluruhan cerita bergantung pada kondisi awal cerita. Jika awal cerita diubah, maka akan ada perubahan pada cerita, entah pertengahan ataupun akhir cerita. 

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
Lalu, apa hubungannya antara kepakan sayap kupu-kupu dengan Badai Tornado di California? Bukankah ini sama sekali tidak memiliki kaitan?

Eitss, jangan terburu-buru, Teman. Apa yang kau lihat tak seperti yang kau pikirkan. Hohohoho

You need to know that, kupu-kupu itu terbang dengan sayap dan memanfaatkan angin. Secara otomatis, antara angin dan sayap memiliki hubungan saling memengaruhi. Kemudian, dari sini angin yang sedemikian kecil memiliki efek terhadap perubahan angin, cuaca dan atmosfer meskipun dalam skala yang kecil dan minimum. Lalu, terus terjadi rangkaian peristiwa yang mengubah angin dan kondisi atmosfer hingga akhirnya menimbulkan Angin Topan di California. Tentu dengan berbagai faktor yang dinamis, dan faktor-faktor tersebut tentu memiliki ketergantungan yang besar terhadap kondisi awal, yakni si kupu-kupu. 

Secara asumsi, tentu semua rentetan kejadian tersebut bisa saja tidak terjadi andai kupu-kupu tersebut tidak terbang atau mengepakkan sayapnya, bukan? Atau jikalau kita ganti subjek kupu-kupu dengan Burung Elang, pun ada kemungkinan menghasilkan sesuatu yang berbeda. Mungkin saja Tornadonya muncul bukan di California. Apakah mungkin? Tentu mungkin berdasarkan teori ini. 

Lalu, apa faedah dari teori ini? Teori ini banyak digunakan dalam bidang meteorologi, perhitungan cuaca dan sebagainya. Lalu, apa faedah nya untuk orang awam seperti kita? 

Sederhana. Dengan teori ini, setidaknya kita bisa memperhitungkan sejak awal rencana, dugaan, risiko, dan hasil yang kira-kira akan kita raih. Dengan perhitungan yang matang dari awal, kita bisa menentukan dimana awal kita mulai, bagaimana menjalani prosesnya, meminimalisir risiko, dan mencapai hasil maksimal. Mengapa? Kembali pada konsep awal bahwa segala sesuatu memiliki ketergantungan yang besar terhadap kondisi awal. Maka, jika dari awal kita sudah memperhitungkan segalanya, maka dugaan yang paling logis ialah hasil maksimal yang akan kita capai.

dokumen-pribadi-2-5c2992a8c112fe3a04030c8b.png
dokumen-pribadi-2-5c2992a8c112fe3a04030c8b.png
Are you CONFUSED, My Friend??

Oke, Ayo kita buat menjadi lebih sederhana! 

Mari kita berasumsi bahwa kita adalah seseorang yang From Zero to Hero dan mampu menjelajah waktu. Lalu, kita memiliki sesuatu yang akan kita ubah dimasa lalu. Kita ubah masa lalu kita dimana kita bukan orang yang "Zero". Kita orang yang kaya. Lalu, kita kembali kemasa depan dg harapan kita semakin kaya. Apakah mungkin? Berdasarkan teori ini, mungkin saja. Namun, bisa saja kita dirampok, dan keluarga kita dibunuh. Tentu dengan faktor-faktor yang telah bergantung pada kondisi awal.

Contoh lain, kali ini lebih sederhana.

Kita masih gunakan asumsi bahwa kita adalah seseorang yang From Zero to Hero yang memiliki kemampuan menjelajah waktu. Lalu, kita ubah dimasa lalu kita dimana kita mempercepat pertemuan kita dengan mitra bisnis yang membuat anda maju lebih cepat dengan harapan anda kaya lebih cepat dari sebelumnya. Lalu, kita lebih kaya. Tapi, ternyata mitra bisnis anda tersebut menipu anda, karena aset anda lebih besar darinya. Lalu apa yang kita dapati saat kembali ke masa depan. Hanya kemiskinan.

Nah, kurang lebih seperti itu.

Memang, konsep dari teori ini sering dipakai dalam film-film science fiction yang menggunakan ide pokok penjelajah waktu atau Time Traveller. Dimana mencoba menjelaskan bahwa mengubah masa lalu, tentu akan mengubah masa depan. Beberapa film diantaranya yang menggunakan konsep ini ialah film The Butterfly Effect yang dirilis tahun 2004 lalu dan Project Almanac yang rilis beberapa tahun lalu. 

Adakah timbul pertanyaan dalam benak teman sekalian, bahwa jika merubah masa depan, apakah berarti mengubah takdir?

Disini lah tangan Tuhan menjadi faktor yang tidak bisa diperhitungkan.

So, tetaplah optimis, rencanakan, berbuat dan raihlah hasil maksimal.

(VON) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun