Mohon tunggu...
Intan Hafidah NH
Intan Hafidah NH Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Si Gibah Puisi

Intan Hafidah NH, Alumni D3 Budidaya Ikan, Fakultas Biologi UNSOED 2020. Kini menjadi Mahasiswa Alih Kredit Universitas Terbuka Purwokerto, prodi S1 Agribisnis Penyuluhan dan Komunikasi Perikanan. Dapat ditemui online via IG/FB: intanhafidahnh, Channel Youtube: Intan Biru, dan Podcast: Sahabat Kosana, WA: 0856-0012-6977.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cara Membuat Judul Puisi yang Menarik dan Elegan

21 Agustus 2021   10:02 Diperbarui: 21 Agustus 2021   10:11 7195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebab:
yang besar tak lagi bekerja semestinya
yang diseru bukan hal rupawan
yang dimakan bukan hal mengenyangkan
yang disampaikan harus mengindahkan

di sana, tempat penggarangan napsu kata-kata
puasa kesombongan dan propaganda
di mana panas pas mematangkan makna
seporsi puisi dinikmati hati menyisakan cahaya
binarnya tak seterang mentari tetapi,
menghangatkan jiwa kelaparan

muasal tangis tersamar didengar seperti tawa
membuat kesima semakin berwarna
menggenapi dunia yang semakin apa

meski harus ia
memakan tubuhnya sendiri
beberapa sel ingatan mati terkikis waktu
tertinggal cerita meminta diawetkan
di dalam museum  kata
keabadian puisi pujangga

Banyumas, 19 Februari 2020

3. Mencari Kata Sederhana (Elegan) Namun Menarik

Mencari kata sederhana namun menarik pembaca dan menimbulkan penasaran pembaca agar membaca puisi yang kita tuliskan.  Contohnya pada puisi berikut:

 Intan Hafidah NH
Sebelum Masuk ke Pintu Itu

setiap nama diberi nomor
setiap nomor diberi batas tunggu
hitungan waktu begitu lugu
mengantarkannya ke depan pintu

tidak ada penjagaan di sana
dapat masuk, tak dapat dijenguk
sendiri, mati sekujur urat nyali
lalu disuguhi beberapa mili anestesi
sayap-sayap dari punggungnya membentang
terbang sampai ke dalam tidur yang sistematik

setelah terbangun
jam dinding tertawa,
menandai waktu dengan sengaja
menandai tubuh yang terluka
pulih kembali seperti sediakala

di depan pintu itu
lampu-lampu mata gelisah redup
angin kesabaran tertiup dari hati
atas syukur yang kian luntur
oleh aduh yang terbagi-bagi

Banyumas, 20 Februari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun