Mohon tunggu...
Tino Watowuan
Tino Watowuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - MDW

Orang kampung; lahir, tinggal, dan betah di kampung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jurnalis Media Reuters Foundation Kunjung Petani di Pulau Adonara, Flores Timur

4 Mei 2024   00:30 Diperbarui: 4 Mei 2024   00:33 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yayasan Agro Sorgum Flores (Yasores), mendapat kunjungan media Reuters Foundation dari London United Kingdom, Senin, 29 April 2024.

Kehadiran mereka di markas Yasores, yang berbasis di Waiotan, Desa Pajinian, Adonara Barat, Flores Timur itu bertujuan untuk melakukan peliputan.

Salah satu jurnalis, Albert Han, pria berdarah Cina-New York itu mengaku kurang lebih sudah dua tahun sering mengikuti postingan pada akun Facebook milik Mama Maria Loretha, pimpinan Yasores.

Ya, peraih Svarna Bhumi Award 2023 dari Kick Andy ini kerap membagikan praktek baik melalui media sosial berkaitan dengan dunia sorgum, yang konsisten digelutinya sudah selama kurang lebih dua belas tahun.

Rupanya dari postingan-postingan itulah Albert dan rekannya Eleonore, prempuan berkebangsaan Prancis, merasa tertarik untuk datang ke Adonara.

Mereka datang mewawancarai, sekaligus mengambil video aktifitas Mama Maria Loretha bersama sang suami Yeremis Letor, dan kru-krunya di ladang sorgum.

Ket: Mama Maria Loretha (Kanan), Foto: Dokpri
Ket: Mama Maria Loretha (Kanan), Foto: Dokpri
Setelah makan siang, tim media Reuters Foundation bersama Mama Sorgum NTT, Maria Loretha dan beberapa krunya jalan-jalan ke Desa Pledo.

Pledo merupakan salah desa yang berada di wilayah Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Di sana mereka mengunjungi ladang milik Mama Maria Lipat Usen, seorang petani yang menam berbagai jenis tanaman pangan, salah satunya adalah tanaman Sorgum.

Kendati jaraknya cukup jauh, rasa lelah dapat terbayar lunas dengan pemandangan sepanjang jalan yang sangat memanjakan mata.

Dari desa Pajinian, menggunakan mobil pick up ke Desa Pledo, tepatnya di Pukatukan, lokasi ladang Mama Maria Lipat Usen menghabiskan waktu tempuh kurang lebih dua jam.

Ya, jaraknya cukup jauh. Kondisi jalan masuk menuju ladang agak sempit untuk kendaraan roda empat. Tak ada semenisasi. Bila hujan, sangat sulit dilewati. Tentu sangat becek.

Tapi, puji Tuhan, hari begitu cerah. Tak ada hambatan sepanjang jalan, hingga tiba di lokasi. Satu persatu turun dari mobil dengan napas legah.

Ket: Mama Maria Lipat Usen, Foto: Dokpri
Ket: Mama Maria Lipat Usen, Foto: Dokpri
Mama Maria Lipat Usen menyambut dengan senyum sumringah di wajah. Jurnalis media Reuters Foundation sigap menodong kamera, melakukan peliputan.

Tak ada gestur canggung ketika disorot kamera. Rupanya sudah kesekian kalinya bagi Mama Maria Lipat Usen mendapat kunjungan pekerja Pers.

Mama Maria Lipat Usen dan Mama Maria Loretha langsung membuka obrolan perihal hasil panen tanaman pangan, dengan segala tantangan perubahan iklim yang kian nyata.

Bukan hanya memiliki nama depan yang sama, namun kedua perempuan tangguh ini sama-sama mencintai pangan lokal, seperti tanaman sorgum, dll. Mereka bertemu karena Sorgum.

Mama Maria Loretha sudah lama menggeluti dunia sorgum. Ya, kurang lebih sudah dua belas tahun. Sementara Mama Maria Lipat Usen mulai menanam Sorgum sejak tahun 2019.

Di bawah Yayasan Pembangunan Sosial Ekonomi Larantuka (Yaspensel), Mama Maria Loretha terus memotifasi, dan melakukan pendampingan kepada para petani. Sejak masa tanam hingga pasca panen dan pemasaran.

Karena rasa cintanya terhadap pangan lokal yang bergizi tinggi ini, ia bersama sang suami, Yeremias Letor kemudian mendirikan Yayasan Sekolah Agro Sorgum Flores (Yasores) dengan berbagai program pemberdayaan di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun