Berkenaan dengan Kota/Kabupaten kreatif, sambung Rahman, "menjunjung prinsip-prinsip urgen, yaitu keberagaman sosial budaya, inklusifitas, Hak Asasi Manusia, memuliakan kreatifitas, tumbuh bersama lingkungan yang lestari, memelihara kearifan lokal, transparan, adil dan jujur, memenuhi kebutuhan dasar, memanfaatkan energi terbarukan, serta menyediakan fasilitas umum yang layak bagi masyarakat."
Sekarang "kita sudah masuk dalam era revolusi industri 4.0 yang bercirikan sistem cyber-fisik, maka pelatihan terhadap pelaku ekonomi kreatif di Flotim harus berkelanjutan/sustainable sehingga daya cipta, cara berpikir kreatif, kemampuan kognitif dan pemahaman teknologi dan sistem "cerdas" menjadi modal utama untuk bertahan dan berkembang," imbuhnya.
Untuk menerapkan prinsip kota kreatif, kata Rahman, "memperhatikan sebelas hal, yaitu terkait forum lintas komunitas, komunitas ekraf, ekositem kreatif, navigasi pembangunan, musrenbang interaktif,indeks kota kreatif, creative cantre, strategi komunikasi dan narasi, festival komunitas, dan wirausaha desa-kota."
"Banyak hal baik yang saya dapatkan di sini. Semoga saya dan juga teman-teman pelaku ekonomi kreatif di Flotim tetap fokus pada tujuan, nikmati prosesnya, karena saya sangat yakin bahwa Tuhan tidak akan pernah membiarkan talenta hambanya yang selalu beriktiar," pungkasnya.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI