untuk yang ke sekian kalinya
riwis gerimis berguguran
jatuh remah-remah
mengunjungi halaman rumah
ada yang singga di kepala
dari balik tingkap yang basa
tumpah bebutiran kekata
luruh daun-daun aksara
bergelayut di dahan imaji
segala kanangan pun meruah
kala silam belum mengemas pergi
untuk saling memunggungi
aku hanya mengenang sekedar
bahagia jingga yang merona
pun getir kelabu paling abu
setelah hujan pamit
semua mengering dari ingatan
tertinggal hanyalah puisi yang geletar
Kb, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!