Berbeda dengan media analog yang melewati berbagai penyaringan sebelum tulisan dipublikasi, media digital cenderung dapat dipublikasi secara langsung setelah dibuat.Â
Hal ini mendorong sebuah objektivitas penulis yang harus lebih ditingkatkan, sehingga tulisan yang dihasilkan benar-benar sesuai kenyataan, tanpa ada dramatisasi dari penulis.
Identifikasi
Menurut Carroll (2010), identifikasi merupakan proses penting yang membantu kita untuk memahami bagaimana sebuah tulisan ataupun media dapat dikenal oleh audiensnya.Â
Proses identifikasi ini dilakukan dengan memerhatikan penggunaan bahasa hingga hal-hal yang dekat dengan pembaca. Penggunaan bahasa 'everyday person' adalah cara terbaik untuk menyampaikan informasi kepada para pembaca di media digital. Dengan begitu tulisan pada media digital akan menjadi lebih interaktif.Â
Proses ini jelas berbeda pada kedua media. Hal ini dikarenakan dalam media analog penulis kurang dapat menggunakan kata-kata yang dekat dengan audiens sehingga masih terkesan baku.
Transparansi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penulis digital memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk terbuka kepada audiensnya. Memangnya terbuka seperti apa sih?
Jadi, dalam penulisan digital, ruang yang begitu luas dan bebas bisa dipergunakan oleh penulis untuk mengutarakan pemikiran dan perspektifnya tanpa harus dikoreksi oleh orang lain. Hal ini membuat informasi yang tersedia di media digital menjadi lebih beragam bahkan dapat lebih dalam.
Lalu apa pengaruhnya?
Penulis digital menjadi lebih leluasa untuk membangun karakter dirinya melalui tulisan. Tidak hanya itu, penulis juga turut memiliki peran yang besar terhadap pembangunan kepercayaan dan loyalitas audiens.
Nah, bagaimana dengan media analog?
Media analog cenderung melewati proses yang lebih panjang dan ketat, serta komunikasinya kurang interaktif. Sehingga membuat penulis kurang dapat menunjukkan pendapat mereka secara lebih terbuka.