Mohon tunggu...
Ngatini
Ngatini Mohon Tunggu... Petani - Agroteknologi UST 2017

Pertanian-Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertanian sebagai Ladang Pahala dan Rezeki

12 Desember 2021   16:00 Diperbarui: 12 Desember 2021   16:07 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian hasil tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang melainkan (tanaman tersebut) menjadi sedekah baginya." (HR. Imam Bukhari no. 2321).

***

Mungkin pembaca akan bertanya-tanya mengapa saya mengawali tulisan ini dengan menyertakan hadist di atas. Di sini saya ingin menyampaikan betapa pentingnya peran pertanian dalam sendi-sendi kehidupan manusia. Tanpa pertanian, kita mau makan apa?

Pertanian. Bidang yang menjadi nyawa, namun masih banyak orang-orang yang enggan menyelamatkannya dari keserakahan zaman. Semakin ke sini kondisi pertanian semakin memprihatinkan. Banyak orang-orang, terutama generasi muda yang tidak mau terjun ke dunia pertanian dengan berbagai macam alasan.

 Mereka bilang pertanian tidak prospektif, identik kotor-kotoran, panas-panasan, tidak ada jaminan hari tua dan sebagainya. Ditambah lagi dengan isu anjloknya harga-harga komoditas pertanian ketika panen. Hal itu memperbanyak daftar alasan bagi mereka untuk semakin menjauh dari pertanian.

Banyak orang berkata, bergelut di dunia pertanian susah kayanya. Namun, saya berpendapat sebaliknya. Pertanian adalah bidang yang produknya akan terus menerus dibutuhkan oleh manusia. Selama masih ada manusia di bumi, orang akan terus butuh makan. Di sinilah sebenarnya kita bisa manfaatkan peluang agar bisa sukses menjadikan pertanian sebagai ladang rejeki.

Melansir dari laman arconesia.com, terdapat tiga petani Indonesia yang sukses dan bisa menjadi inspirasi. Mereka adalah Aluysius Adiyo Agung (menciptakan inovasi dalam penjualan hasil panen yakni direct selling), Ulus Pirmawan (Petani buncis yang berhasil mengekspor hasil panen ke Singapura), dan Abdul Qohar (Petani pepaya Calina yang meraup keuntungan hingga 18 juta per bulan). Mereka adalah orang-orang yang telah membuktikan diri bahwa mereka bisa sukses dengan berkarya di sektor pertanian.

Pertanian itu menghidupkan dan menghidupi. Di dalam kehidupan sehari-hari saat kita berbelanja ke pasar misalnya. Kita bisa melihat pedagang sayuran, buah-buahan, atau rempah-rempah. Mereka memperoleh rezeki dari usaha mereka menjual produk pertanian yang dibeli dari petani. Dari hasil menjual komoditas pertanian itulah mereka bisa menafkahi keluarga mereka.

Kita beralih ke UMKM khususnya di bidang kuliner. Mulai dari kuliner tradisional hingga modern. Sektor pertanian sangat berperan penting dalam menyediakan bahan-bahan yang mereka butuhkan untuk membuat produk. Pasokan komoditas pertanian yang lancar turut membantu mereka melangsungkan usahanya sehingga mereka dapat memperoleh rezeki dari penjualan mereka. 

Bagaimana seandainya terjadi kelangkaan barang? Berapa banyak pelaku UMKM yang bakal gulung tikar atau bahkan tutup? Tidak bisa dibayangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun