Mohon tunggu...
tinezia nf
tinezia nf Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pasar Media Global, Tapak Tilas Disney, X-Men hingga Star Wars

13 November 2018   03:06 Diperbarui: 25 November 2018   22:10 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan munculnya era baru dalam penyebaran informasi di industri media menggunakan teknlogi satelit dan kabel, menciptakan pasar global bagi produk-produk media.

Hal ini mendorong para konglomerat media untuk membuat strategi baru dalam memasarkan produk medianya untuk mencapai keuntungan yang besar meliputi jangkauan yang lebih luas (global). Adanya konvergensi terhadap media dan teknologi dalam industri media menyebabkan adanya konsentrasi kekuatan media oleh perusahaan-perusahaan transnasional besar.

Konvergensi

Sebelum adanya konvergensi media, perusahaan media cenderung memiliki konsentrasi bisnis yang berbeda-beda, namun dengan adanya privatisasi bidang penyiaran dan metode baru dalam menyampaikan konten komunikasi dan media di penjuru dunia, terutama dengan penggunaan satelit, internet dan kabel mampu menyamarkan perbedaan-perbedaan tersebut. Dengan deregulasi dan pengenduran peraturan mengenai kepemilikan media di Amerika Serikat dan Inggris, menyebabkan banyak terjadinya akuisisi perusahaan-perusahaan media.

Di abab ke 21, tren menuju konsolidasi media seperti ini cenderung bertujuan untuk mengurangi secara lebih jauh jumlah perusahaan yang mengendalikan baik konten dan pengiriman internasional. Di Amerika sendiri, tidak sedikit perusahaan yang memiliki sebagian besar industri media global, beberapa konglomerat besar, cenderung akan mendominasi industrI media global, khususnya media massa untuk mempromosikan produknya di hampir semua segmen media termasuk siaran dan televisi kabel, radio dan media online.

Akuisisi yang dilakukan para konglomerat tersebut, dengan tujuan mengeksploitasi media untuk kepentingan mereka, dimana satu anak perusahaan digunakan untuk melengkapi dan mempromosikan yang lainnya, yang mana semakin meningkatkan kekuasaan konglomerat atas berita global, informasi dan hiburan.

Jika menilik perkembangan pasar media di dunia saat ini, masih di dominasi oleh perusahaan-perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat dengan berbagai cara dalam mengeksploitasi merek yang dihasilkan, seperti studio film, jaringan televisi, musik, penerbitan, merchandising, taman hiburan, situs internet.

Studi Kasus -- Walt Disney Company

Karena saya hobi menonton film, saya akan mengambil salah satu contoh akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan ternama, terbesar dan terkaya di bidang media, siapa lagi kalau bukan Walt Disney Company. Mencoba memutar badan sebentar untuk menelusuri tapak tilas perusahaan terkenal ini, perusahaan berbasi di California ini dahulu fokus utama dari perusahaan ini hanyalah pada segmen film kartun dan taman hiburan bertema.

Lalu ia mengepakkan sayapnya lebih jauh lagi untuk mencapai pasar media secara global. Dalam segmen jaringan televisi, Disney memiliki ABC yang mana satu dari tiga jaringan televisi terbesar di AS. Di bidang publishing, ia memiliki Walt Disney Book Publishing, di area musik Disney menguasai beberapa label rekaman seperti Buena Vista Music Group, Lyric Street Records, Mammoth Records, dan Walt Disney Records. Dalam jaringan internet, ABC.com, Disney.com, ESPN.sportzone.com, Go Network.

Mungkin merasa jangkaun target yang kurang luas, Walt Disney Company tidak ragu untuk melakukan sejumlah akuisisi. Menurut data yang saya dapat dari Crunchbase.com, sejauh ini Disney telah melakukan 26 akuisisi sampai tahun lalu. 

Untuk beberapa tahun terdekat kemarin, ia telah melakukan akuisisi dengan Fox Family Worldwide (2001), Jetix (2008) sebuah perusahaan media hiburan anak berbasis di Eropa, Playdom (2010) perusahaan pengembang games berjaringan social, BAMTECH Media (2017) media interaktif dan perusahaan Internet Major League Baseball dan yang terakhir dan sempat mengemparkan media massa adalah 21st Century Fox.

Akuisisi Walt Disney Company terhadap 21st Century Fox bisa dikatakan perjalanan tersengit dan penuh drama dari sejarah akuisisi Disney. Pada awal musim, terjadi keraguan bagi 21st Century Fox karena ketika Disney menutup kesepakatan dengan harga $54 Billion, mendapat tawaran balasan dari lawan perusahannya yaitu Comcast dengan harga $65 billion, yang pada akhirnya memaksa Disney menaikkan tawarannya menjadi $71.3 billion. 

Dengan kemenangannya tersebut, Disney mendapatkan studio film Fox, serta saluran kabel TV National Geographic dan franchises meliputi Alien, Avatar, dan X-Men. Sebagai gantinya, Disney harus rela menjual 22 saluran olahraga regional Fox. Nantinya Fox akan membuat jaringan terpisah seperti Fox News, Fox Sport.

Silsilah The Walt Disney Company
Silsilah The Walt Disney Company
Disney, The King of "Cross-promotion"

Meskipun persaingan yang ketat di antara perusahaan-perusahaan besar untuk mengontrol distribusi dan produksi untuk memberi makan saluran satelit dan kabel di seluruh dunia, mereka memiliki banyak operasi yang tumpang tindih. Saingan media dapat berbagi konten melalui konsorsium pemrograman.

Bagi Disney, promosi silang semacam itu, yang dikenal dalam bahasa perusahaan sebagai sinergi, di mana dua atau lebih divisi dari suatu perusahaan meningkatkan nilai dengan bekerja bersama adalah hal yang biasa. Ingat Star Wars: The Force Awakens? Kesampingkan sebentar pikiran mengenai keren nya aksi laga Iko Uwais, film ini merupakan bukti nyata suksesnya promosi yang dilakukan Disney. Di setiap segmen media apapun itu pasti terselipkan promosi film tersebut. Baik dari anak perusahaan Disney sendiri, maupun berusahaan saingannya.

Di channel ABC, saat program acara Good Morning America (GMA), pembawa acaranya mengungkap mainan Star Wars terbaru dan didandani sebagai karakter Star Wars: The Force Awakens dengan konsep trailer buatan mereka sendiri. Perusahaan ini juga merilis klip Star Wars selama program malam di ABC dan ESPN. Disney juga mendapat dorongan luar biasa dari liputan media tentang film Star Wars yang akan datang, contohnya adalah pada media berita online CNN, milik perusahaan saingannya Time Warner.

Pada laman Hiburan di situsnya, tertuliskan Headline "What we know about 'Star Wars: The Force Awakens' " yang menjelaskan tentang seberapa besar antusias penggemar film ini dalam menanti tanggal debutnya. Dalam artikel berita tersebut juga dilengkapi dengan Highlights hal-hal apa saja yang telah diungkap sutradara dalam film tersebut, fitur baru yang ada, jalan cerita, para memain, misteri yang terkandung serta lengkap dengan tautan trailer film tersebut.

Setting The News Agenda

Twitter awalnya dibuat sebagai medium bagi kita untuk bersosialisasi di dunia maya, namun ketika Twitter digunakan oleh sebuah perusahaan, mulai beralih fungsi menjadi lahan untuk menyebarkan berita mengenai aktivitas perusahaan tersebut. Disney, sebagai perusahaan besar di bidang media, memiliki pengaruh internasional. Perusahaan juga memiliki asset meliputi film, televisi, penerbitan buku, dan jalur pelayaran.

Melihat peluang jangakaun sebuah media sosial yang tanpa batasan ruang dan waktu, menjadi langkah awal bagi Disney dalam mengatur agenda setting berita mereka. 

Disney sendiri memiliki beberapa akun Twitter yang aktif menyebarkan informasi mereka, seperti @Disney, @DisneyWeddings, @DisneyMemories, @DisneyParks, @DCLNews, @DisneyLand, dan @Walt DisneyWorld dengan lebih dari satu juta pengikut. Twitter tidak hanya digunakan untuk mengukur arti dan atribusi, tapi juga menerapkan pengaturan agenda organisasi. 

Di masa lalu, kantor berita mengatur agenda karena mereka mengendalikan arus informasi. Tetapi dengan pengenalan media sosial dan Twitter, organisasi sekarang memiliki pengaruh yang sama besar atau bahkan lebih ketika menetapkan agenda.

Untuk menjadi jalan keluar pengaturan agenda yang biasanya dilakukan melalui kantor berita, Disney menggunakan teori lama tersebut dengan metode terkini yaitu dengan menggunakan anak perusahaan milik mereka di sector berita, seperti ABC, Disney Channel, jaringan ESPN. 

Sedangkan di Twitter sendiri, banyak orang mendapatkan informasi dari akun @WaltDisneyWorld. Ada banyak juga orang yang tidak mengikuti di Disney di Twitter, namun dengan kemampuan pengguna untuk me-retweet apa yang disisipkan Disney, dan peran yang kuat Twitter seperti yang dibahas tadi, dampaknya bisa jauh jangkauannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun