Untuk beberapa tahun terdekat kemarin, ia telah melakukan akuisisi dengan Fox Family Worldwide (2001), Jetix (2008) sebuah perusahaan media hiburan anak berbasis di Eropa, Playdom (2010) perusahaan pengembang games berjaringan social, BAMTECH Media (2017) media interaktif dan perusahaan Internet Major League Baseball dan yang terakhir dan sempat mengemparkan media massa adalah 21st Century Fox.
Akuisisi Walt Disney Company terhadap 21st Century Fox bisa dikatakan perjalanan tersengit dan penuh drama dari sejarah akuisisi Disney. Pada awal musim, terjadi keraguan bagi 21st Century Fox karena ketika Disney menutup kesepakatan dengan harga $54 Billion, mendapat tawaran balasan dari lawan perusahannya yaitu Comcast dengan harga $65 billion, yang pada akhirnya memaksa Disney menaikkan tawarannya menjadi $71.3 billion.Â
Dengan kemenangannya tersebut, Disney mendapatkan studio film Fox, serta saluran kabel TV National Geographic dan franchises meliputi Alien, Avatar, dan X-Men. Sebagai gantinya, Disney harus rela menjual 22 saluran olahraga regional Fox. Nantinya Fox akan membuat jaringan terpisah seperti Fox News, Fox Sport.
Meskipun persaingan yang ketat di antara perusahaan-perusahaan besar untuk mengontrol distribusi dan produksi untuk memberi makan saluran satelit dan kabel di seluruh dunia, mereka memiliki banyak operasi yang tumpang tindih. Saingan media dapat berbagi konten melalui konsorsium pemrograman.
Bagi Disney, promosi silang semacam itu, yang dikenal dalam bahasa perusahaan sebagai sinergi, di mana dua atau lebih divisi dari suatu perusahaan meningkatkan nilai dengan bekerja bersama adalah hal yang biasa. Ingat Star Wars: The Force Awakens? Kesampingkan sebentar pikiran mengenai keren nya aksi laga Iko Uwais, film ini merupakan bukti nyata suksesnya promosi yang dilakukan Disney. Di setiap segmen media apapun itu pasti terselipkan promosi film tersebut. Baik dari anak perusahaan Disney sendiri, maupun berusahaan saingannya.
Di channel ABC, saat program acara Good Morning America (GMA), pembawa acaranya mengungkap mainan Star Wars terbaru dan didandani sebagai karakter Star Wars: The Force Awakens dengan konsep trailer buatan mereka sendiri. Perusahaan ini juga merilis klip Star Wars selama program malam di ABC dan ESPN. Disney juga mendapat dorongan luar biasa dari liputan media tentang film Star Wars yang akan datang, contohnya adalah pada media berita online CNN, milik perusahaan saingannya Time Warner.
Pada laman Hiburan di situsnya, tertuliskan Headline "What we know about 'Star Wars: The Force Awakens' " yang menjelaskan tentang seberapa besar antusias penggemar film ini dalam menanti tanggal debutnya. Dalam artikel berita tersebut juga dilengkapi dengan Highlights hal-hal apa saja yang telah diungkap sutradara dalam film tersebut, fitur baru yang ada, jalan cerita, para memain, misteri yang terkandung serta lengkap dengan tautan trailer film tersebut.
Setting The News Agenda
Twitter awalnya dibuat sebagai medium bagi kita untuk bersosialisasi di dunia maya, namun ketika Twitter digunakan oleh sebuah perusahaan, mulai beralih fungsi menjadi lahan untuk menyebarkan berita mengenai aktivitas perusahaan tersebut. Disney, sebagai perusahaan besar di bidang media, memiliki pengaruh internasional. Perusahaan juga memiliki asset meliputi film, televisi, penerbitan buku, dan jalur pelayaran.
Melihat peluang jangakaun sebuah media sosial yang tanpa batasan ruang dan waktu, menjadi langkah awal bagi Disney dalam mengatur agenda setting berita mereka.Â