Mohon tunggu...
tinezia nf
tinezia nf Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendekatan Teori Komunikasi Internasional

9 Oktober 2018   05:37 Diperbarui: 16 Oktober 2018   02:16 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori modernisasi ini muncul atas gagasan bahwa komunikasi massa internasional dapat digunakan untuk menyebarkan pesan modernitas dan mentransfer model ekonomi dan politik barat ke negara yang baru merdeka di selatan. Menurut Daniel Lerner, kontak dengan media media mampu mengubah pola pikir masyarakat tradisional menuju pola pikir yang lebih modern. Dengan papara media, mereka cenderung perlahan-lahan akan terlepas dari tradisinya, lalu mulai menilai kembali gaya hidup mereka yang tradisional tersebut hingga muncul rasa atau keinginan menuju cara hidup yang baru dan modern.

Dengan adanya paparan media saat ini mampu mempercepat perkembangan transformasi sosial dan ekonomi yang memakan waktu yang lama karena rasa takut masyarakat tradisional terhadap perubahan, menjadi lebih cepat dan mulus. Contoh seperti masyarakat desa yang terbiasa menanam padi dengan cara tradisional, dengan pembajak menggunakan tenaga kerbau yang memakan waktu lama mulai beralih ke teknologi traktor mesin karena melihat iklan yang tayang setiap hari di televisi. Mereka mempertimbangkan waktu dan hasil panen yang diperoleh lebih banyak dan berkualitas dibandingkan menggunakan pembajak sawah tenaga kerbau.

Dependency theory

Teori ketergantungan muncul di Amerika Latin pada akhir 1960-an dan 1970-an, sebagian sebagai konsekuensi dari situasi politik di benua itu, dengan meningkatnya dukungan AS untuk pemerintahan otoriter sayap-kanan, dan sebagian kalangan elit terdidik dengan realitas gagalnya pendekatan developmentalist. Tujuan dari teori ini adalah untuk membentuk jaringan ketergantungan antara perusahaan transnasional negara maju terhadap negara-negara berkembang yang disetujui oleh pemerintah negara masing-masing. Perusahaan tersebut akan menetapkan syarat perdagangan global, mendominasi pasar, sumber daya, produksi dan tenaga kerja.

Dalam industri komunikasi internasional, negara-negara dominan cenderung mengejar kepentingan komersial dengan menciptakan ketergantungan terhadap  produk-produk peranngkat keras dan lunak komunikasi dan media besutannya di negara berkembang, yang kerap didorong juga oleh kepentingan militer dan politik negara dominan tersebut. Seperti halnya AS yang menjual produk Apple nya di Indonesia dengan desain dan kecanggihan yang ditayarkan produk tersebut menjadikan AS mendapat peran utama dalam mengontrol dan mengembangkan sistem komunikasi global berbasis elektronik. 

Untuk menarik perhatian sasarannya, produsen Apple tersebut memanfaatkan iklan sebagai gerakan komersialisasi mereka. Perhatikan saja, iklan produk ini dapat kita temui diseluruh media komunikasi seperti di televisi, surat kabar, baliho dan sosial media bahkan tidak hanya mereka yang mengiklankan, kita tanpa sadar turut andil dalam menjajakannya sehingga apa yang kita butuhkan akan tertuju ke produk tersebut. Butuh laptop? Beli Macbook, Ponsel? Ada Iphone. Dengan ketergantungan tersebut, menaikkan permintaan terhadap produk tersebut, sehingga mengharuskan mengimpor dalam skala besar. Tidak hanya produk mereka saja yang diimpor, gaya hidup Amerika kapitalis pun ikut diimpor oleh konsumen.

Structural imperialism

Yang dimaksud imperalisme terstruktur disini adalah hubungan-hubungan yang terjalin berdasar kepentingan para elit di negara maju dengan sesama elit dari negara lainnya. Hubungan inilah yang menjadi jembatan bagi negara pusat seperti AS mempertahankan dominasi ekonomi dan dan politiknya atas negara 'pinggiran' seperti Indonesia atau atas pinggirannya sendiri (bagian amerika yang kurang maju). Dalam hal ini, nilai dan sikap kelompok elit lebih dekat dengan elit lain di negara maju daripada dengan kelompok di negaranya sendiri.

Ada dua prinsip interaksi dalam teori ini, yaitu Vertikal yang mana kekuasaan ada di tangan negara yang maju, ke negara yang kurang maju dan Feudal yaitu ada interaksi disetiap jari-jarinya, dari pinggiran ke pusat tetapi tidak disepanjang tepinya. Dari satu negara ke negara yang lain. Misalnya, negara-negara berkembang mendapat informasi tentang AS, tapi sedikit informasi mengenai sesama negara berkembang. Pada struktur feodal ini, negara-negara 'pinggiran' terikat oleh aturan-aturan yang dibuat pusat dengan cara-cara tertentu. Informasi yang berasal dari negara inti (misal AS) akan disebarkan dengan porsi yang berbeda, tergantung arus modal dan perdagangan, sejarah dan ikatan kolonial.

Peran media massa sebagai instrumen di AS dalam menyampaikan sebuah berita harus melewati beberapa 'filter' , termasuk ukuran, kepemilikan terkonsentrasi dan orientasi laba perusahaan media; ketergantungan besar mereka pada iklan dan ketergantungan pada sumber-sumber bisnis dan pemerintah untuk informasi; dan keseluruhan ideologi dominan di mana mereka beroperasi sehingga 'layak diberitakan'.

Hegemony

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun