Mohon tunggu...
Tina Sitepu
Tina Sitepu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah seorang mahasiswi jurusan Hukum Tata Negara fakultas syari'ah di universitas Islam Negeri Raden intan Lampung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peradaban Baru Islam dalam lebaran Digital Menurut Pandangan Agus Hermanto

22 April 2024   15:37 Diperbarui: 22 April 2024   15:49 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digitalisasi yang serba modern, teknologi yang berkembang pesat telah mewarnai segala aktivitas mulai bangun tidur hingga tidur lagi. Tak terlepas juga momentum lebaran, hari raya Idul Fitri.

Konsep peradaban Islam baru di era digital saat Idul Fitri berkisar pada integrasi teknologi dan praktik keagamaan, menumbuhkan rasa kebersamaan, dan meningkatkan hubungan spiritual.


Tradisi merayakan Idul Fitri telah berlangsung sejak zaman Nabi Muhammad saw., namun di era digital ini, teknologi telah memberikan dampak signifikan. Melalui video call, umat Muslim dapat bermaaf-maafan secara virtual, memudahkan komunikasi tanpa harus berkunjung secara fisik. Selain itu, platform belanja online memungkinkan pembelian kebutuhan Idul Fitri tanpa harus pergi ke pusat perbelanjaan. 

Meskipun teknologi memfasilitasi, penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan interaksi sosial yang sebenarnya, serta memperhatikan etika penggunaan teknologi dalam merayakan Idul Fitri. Dengan demikian, peradaban baru Islam di Lebaran digital menggambarkan adaptasi positif terhadap perkembangan zaman dalam merayakan tradisi keagamaan secara modern.

Di era modern ini, teknologi berperan penting dalam memudahkan berbagai aspek kehidupan umat Islam, mulai dari mengakses informasi keagamaan hingga mengatur ritual sehari-hari. Lanskap digital telah memungkinkan umat Islam untuk melakukan aktivitas keagamaan dengan lebih nyaman, seperti mengakses Al-Quran, menemukan waktu sholat, dan mencari konten keagamaan seperti khotbah dan ide menu puasa. 

Selain itu, teknologi telah mempermudah kita dalam melakukan amal, berhubungan dengan keluarga dan teman, dan bahkan berbelanja oleh-oleh selama Ramadhan dan Idul Fitri. Perpaduan antara teknologi dan tradisi Islam ini mencerminkan pendekatan yang dinamis dan progresif dalam mengamalkan agama di masa kini, menekankan pada kemampuan beradaptasi dan relevansi ajaran Islam di era digital.

Bulan syawal adalah bulan peningkatan ibadah yang sejatinya ada empat unsur yang harus dijaga dalam momentum pasca Ramadhan yaitu iman, islam, amal, dan taqwa. Bulan syawal merupakan bulan penguat amal pasca Ramadhan karena dilatih untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya agar senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya.

Iman seseorang akan selalu kontemporer dan tidak temporer saat Ramadhan saja tetapi harus ditingkatkan keistiqamahan dalam hubungan hamba allah, yaitu hablumminallah dan habluminannas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun