Setiap makhluk hidup perlu sekali memenuhi kebutuhan makan. Salah satunya manusia, yang setiap harinya harus makan. Ukuran ideal dalam pemenuhan makan bagi manusia yaitu sebanyak tiga kali dalam sehari semalam. Dengan makan, manusia dapat memenuhi energi dan zat yang diperlukan oleh tubuh.
Berkenaan dengan kebutuhan makan, ada sebagian orang yang tidak terlalu suka makan di rumah. Atau dengan kata lain mereka lebih sering jajan di luar daripada makan di rumah. Terlebih lagi hal ini terjadi pada kalangan anak-anak. Anak-anak lebih sering jajan di luar rumah.
Khawatirnya anak-anak belum bisa membedakan antara makanan yang berdampak baik bagi kesehatan dan makanan yang kurang baik untuk kesehatan.
Untuk mengatasi masalah di atas, sepertinya kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor apa saja yang mempengaruhi anak-anak lebih sering jajan daripada makan di rumah. Menurut hasil observasi dan survei lingkungan sekitar, ditemukan beberapa hal yang menjadi penyebab mengapa anak-anak lebih sering jajan daripada makan di rumah.
Adapun faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Tidak banyak waktu untuk makan di rumah. Dari sekian banyak siswa dalam satu sekolah mungkin ada beberapa siswa yang mempunyai banyak kegiatan lain di sekolah selain mengikuti kegiatan belajar di kelas. Misalnya siswa yang mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya, yang menuntut mereka harus berangkat lebih pagi dan pulang dari sekolah lebih sore. Dari seringnya melakukan kegiatan itu membuat mereka tidak punya banyak waktu di rumah sehingga untuk makan bersama keluarga di rumah pun jarang.
2 Jajanan di luar lebih bervariasi. Pengakuan dari beberapa siswa bahwa jajanan di luar rumah lebih banyak ragamnya, sehingga bagi mereka merasa lebih penasaran untuk mengetahui atau mencoba makanan lain atau bahkan makanan dengan model atau varian baru. Seiring perkembangan zaman, turut berkembang pula sektor kuliner di negara kita. Dengan demikian  jajanan pun ikut berkembang banyak jenisnya. Mulai dari jajanan jenis makanan berat dan makanan ringan.
3. Dapat menambah mood (suasana hati). Selain karena siswa merasa penasaran pada jenis-jenis makanan baru, ternyata bagi anak-anak dengan jajan juga dapat menambah mood atau senang hati. Menurutnya hal itu dirasakan, apalagi jika mereka jajannya bersama teman-teman.
4. Kebiasaan ngemil.
Kegemaran setiap orang terkait kebiasaan makan berbeda-beda. Ternyata ada yang merasakan lebih suka mengonsumsi makanan ringan alias ngemil daripada makan nasi beserta lauk-pauknya.
Makan nasi beserta lauk-pauknya menurut mereka itu makanan berat dan tidak mau sering-sering dimakannya. Oleh sebab itu sebagai penggantinya mereka memilih jajan makanan ringan yang lebih diperbanyak. Dengan ngemil mereka merasa sudah memenuhi porsi makan untuk sehari-harinya.
Walaupun terkesan banyak sekali ragam makanannya dan mungkin ada yang berjenis makanan kekinian atau modern, tetap saja bagi sebagian orang tua menjadi satu kekhawatiran. Karena nilai higienitas yang belum tentu terjamin, karena namanya jajanan masih banyak yang disajikan secara instan.
Maka dari itu, mungkin ada cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mulai membiasakan sarapan atau makan bersama di rumah. Selain itu orangtua dan anak belajar membuat sendiri cemilan dengan mencari-cari resep makanan jajanan yang dapat dibuat juga di rumah untuk disantap bersama keluarga tercinta di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H