Babak 16 besar Piala Dunia 2014 sudah usai, delapan tim sudah memastikan tempat mereka di babak perempat final. Apakah ada kejutan yang terjadi? Ada, kejutannya hanya tim-tim underdog mampu memberikan perlawanan menyulitkan namun tetap saja pada akhirnya mereka kalah dari tim-tim yang lebih diunggulkan.
Berikut preview singkat 8 pertandingan babak 16 besar yang telah usai.
Brasil vs Chile
Kalau boleh jujur saya katakan, tim Brasil tampil tidak begitu meyakinkan di pertandingan ini, barisan penyerang Selecao seperti tumpul di depan dan mereka hanya mampu mencetak gol yang justru dibuat pemain bertahan David Luis. Kalau saja Julio Cesar tidak tampil apik dan kalau saja mistar gawang lebih lebar dua senti, maka bisa jadi timnas Chile yang maju ke 8 besar.
Kolombia vs Uruguay
Absennya Luis Suarez setelah dihukum FIFA akibat insiden gigitan terhadap bek Italia Girgio Chiellini sangat berdampak kepada penampilan Uruguay. Tanpa Suarez lini depan Uruguay benar-benar tumpul, umpan-umpan Cavani seperti tidak menemui target man dan terbuang percuma, apalagi tim Kolombia bermain apik dan meyakinkan, jadilah dua gol James Rodriguez sukses menghempaskan anak-anak asuh Oscar Tabarez. Kolombia maju ke delapan besar.
Belanda vs Meksiko
Cuaca panas dan cooling break bisa jadi merupakan 'a blessing in disguise' untuk tim oranje. Di saat anak-anak asuhan Van Gaal kesulitan bermain di cuaca terik dan menghadapi Meksiko yang tampil apik (bahkan sempat tertinggal lebih dahulu oleh golnya Giovanni Dos Santos), masa pendinginan benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh meneer Van Gaal untuk mengatur ulang strategi dan menerapkan rencana B untuk memecah kebuntuan melawan El Tri. Saat Hunteelar masuk, dengan beberapa sentuhan, ia menyundul bola ke arah Sneijder dan diselesaikan dengan gol yang bahkan membuat kiper Guillermo Ochoa hanya bisa termangu melihatnya. Pergerakkan Robben di kotak penalti dan pelanggaran Marquez yang akhirnya mengakhiri petualangan El Tri di Piala Dunia kali ini. Gol penalti Huntelaar membawa oranje melaju ke delapan besar.
Kosta Rika vs Yunani
Tanpa bermaksud mengecilkan kedua tim ini, bagi saya pertandingan ini adalah yang paling membosankan dari semua pertandingan babak enam belas besar. Jumlah shots on goal yang dilepaskan hanya beberapa dan Kosta Rika yang saya kira pada awalnya akan tampil lebih menyerang, justru hanya menempatkan Joel Campbell seorang di depan dan malahan menempatkan lima pemain bertahan! (Melawan Yunani malah main bertahan?) mungkin saja pelatih Jose Luis Pinto memiliki pertimbangannya sendiri. Kalau saja para veteran Euro 2004 seperti Samaras, Karagounis, dan Gekas berumur lebih muda dan berlari lebih cepat lagi, dan kalau saja peluang Mitroglou di menit terakhir babak perpanjangan waktu tidak melenceng, mungkin saja tim Yunani yang jadi pemenangnya, mengingat mereka tampil lebih menyerang setelah satu pemain Kosta Rika diganjar kartu merah. Pada akhirnya satu block Keylor Navas saat babak tos-tosan lah yang sukses membawa Los Ticos melaju ke babak 8 besar untuk pertama kalinya dalam keikutsertaan mereka di Piala Dunia.
Prancis vs Nigeria
Keputusan Didier Deschamps meninggalkan Samir Nasri bagi sebagian orang mungkin saja merupakan blunder bagi tim juara dunia 1998, tetapi kenyataannya Prancis tanpa Nasri malah tampil meyakinkan sepanjang gelaran Piala Dunia kali ini. Walaupun baru bisa mencetak gol di menit ke 77, tim ayam jantan membukitkan kapasitasnya sebagai tim yang patut diperhitungkan sebagai calon juara. Goal Paul Pogba dan bunuh diri pemain Nigeria Joseph Yobo menghantarkan Benzema dan kawan-kawan ke 8 besar untuk berhadapan dengan Jerman.
Jerman vs Aljazair
Penampilan Jerman pasca menggasak Portugal 4-0 seperti mengalami grafik penurunan, bahkan kalau boleh dibilang Panser seperti kehabisan bensin saat ditahan imbang Ghana dan menang tipis melawan AS. Melawan Aljazair, anak-anak asuh Joachim Loew masih belum memperlihatkan ‘greget’ permainan mereka yang biasanya. Setelah bermain imbang 0-0 di waktu normal, Jerman akhirnya memastikan tiket babak 8 besar pada babak perpanjangan waktu lewat gol Schurrle dan Ozil.
Argentina vs Swiss
Apa jadinya jika Argentina tidak memiliki sosok bernama Lionel Messi? Satu-satunya pembeda antara tim Tango dengan lawan-lawannya adalah mereka punya Messi sementara yang lain tidak. Menjadi penentu kemenangan semenjak babak penyisihan grup hingga fase knock-out melawan Swiss, Messi menjadi penentu kemenangan dengan satu assistnya ke Di Maria yang membuahkan goal yang sangat telat di penghujung babak perpanjangan waktu.
Belgia vs Amerika Serikat
Amerika Serikat kalah dikarenakan dua hal; pola serangan mereka tidak setajam Belgia dan pemain bertahan mereka tidak setangguh Vincent Kompany dan rekan-rekannya. Penyelamatan gemilang Tim Howard masih belum cukup untuk menyelamatkan tim negeri paman Sam dari kekalahan dan anak-anak asuh Jurgen Klinsmann harus merelakan tiket babak delapan besar menjadi milik Belgia.
Dan inilah pertandingan babak 8 besar yang baru akan dimulai tanggal 4 Juli nanti.
4 Juli 2014 Prancis vs Jerman (Rio de Janeiro)
4 Juli 2014 Brasil vs Kolombia (Fortaleza)
5 Juli 2014 Argentina vs Belgia (Brasilia)
5 Juli 2014 Belanda vs Kosta Rika (Salvador de Bahia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H