Mohon tunggu...
Tina kristina
Tina kristina Mohon Tunggu... Mahasiswa - TinaKristina

Fakultas Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Pementasan Drama "Sepasang Merpati Tua" Karya Bakdi Sumanto

28 April 2021   16:06 Diperbarui: 28 April 2021   16:14 22235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Drama merupakan jenis karya tulis yang dapat di tampilkan diluar ruang maupun didalam ruang. Drama diperankan lebih dari satu orang. Drama terdiri dari beberapa jenis, diantaranya yakni drama musical. Dalam drama memiliki unsur instrinsik dan ekstrinsik.

Pada kesempatan ini saya ingin mendeskripsikan pementasan drama'' SEPASANG MERPATI TUA ''KARYA BAKDI SUMANTO dalam channel Agoessam. Pementasan drama ini termasuk jenis drama muskial, karena dalam pementasan Drama tersebut berisikan kisah kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas berdasarkan naskah, menggunakan percakapan, gerak lagu-lagu.

Drama musical merupakan jenis drama yang menampilkan dialog dengan diiringi music dan gerak-gerakan seperti tari. Pada bulan april yang lalu pementasan drama sepasang merpati tua ditayangkan dalam media youtube.

Berikut analisis unsur instrinsik dalam drama sepasang merpati tua karya bakdi sumanto pada channel Afoessam :

1.Tema : tema dalam drama ini ialah tentang sebuah kisah kehidupan sepasang nenek dan kakek.

2.Judul : sepasang merpati tua.

3.Tokoh dan penokohan : adapun tokoh yang terdapat dalam naskah drama "Sepasang Merpati Tua" karya Bakdi Soemanto ada dua orang, yaitu kakek dan nenek.

Penokohan dalam drama ini yaitu tokoh kakek digambarkan sebagai lelaki yang cerdas, kritis terhadap pemerintah, peduli terhadap rakyat kecil dan masyarakat sekitar. Sedangkan karakter tokoh nenek digambarkan sebagai wanita yang romantis, gengsi, dan cengeng.

4.Latar : Adapun latar (latar waktu dan tempat) yang ada dalam naskah drama "Sepasang Merpati Tua" karya Bakdi Soemanto adalah di ruang tengah menjelang malam.

5.Alur : Adapun alur yang ada dalam naskah drama "Sepasang Merpati Tua" karya Bakdi Soemanto adalah alur maju. Hal ini dapat kita lihat pada pengaluran berikut ini :

-Nenek menyinggung pekerjaan kakek yang tidak lain hanyalah bersolek.

-Kakek membaca koran menyendiri dan nenek merasa diabaikan

-Nenek menghampiri kakek lalu duduk di sebelahnya dan menyandarkan kepalanya di bahu kakek sebelah kiri.

- Kakek merasa tindakan nenek adalah suatu demonstrasi

-Nenek merasa diolok-olok

- Kakek menyangkal prasangka nenek bahkan memuji tindakan nenek dengan membandingkan keberanian nenek dengan Ibu Kartini.

6.Gaya bahasa : bahasa yang digunakan dalam pementasan drama ini menggunakan bahasa Indonesia yang berlogat jawa.

7.Sudut pandang : Adapun sudut pandang yang digunakan oleh pengarang dalam naskah drama "Sepasang Merpati Tua" karya Bakdi Soemanto adalah sudut pandang orang ketiga tunggal dimana pengarang menggunakan sapaan ibu-bapak.

8.Amanat : setelah disaksikan dari awal hingga akhir, kini terdapat amanat yang terkandung dalam drama tersebut Kreatifitas harus dibangkitkan, Bukan dengan konsep-konsep tetapi dengan merangsangnya dengan menggoncangkan jiwanya agar tumbuh keberaniannya menjadi diri sendiri. Tidak menjadi manusia bebek. Yang cuma meniru, meniru, meniru.

Selain terdapat unsur instrinsik dalam drama tersebut juga masih mengandung unsur ekstrinsik berupa adanya unsur-unsur yang membangun naskah drama "Sepasang Merpati Tua" karya Bakdi Soemanto dari luar (unsur ekstrinsik) adalah memuat nilai-nilai sosio-politik. Nilai-nilai ini dapat dilihat pada kutipan-kutipan berikut :

Kakek : Aku ingin jadi diplomat yang diberi pos di kolong jembatan saja...

Nenek : Ah, gila. Itu pekerjaan gila.

Kakek : Banyak diplomat yang dikirim ke pos-pos manapun di dunia ini. Tapi pemerintah belum punya wakil untuk bicara-bicara dengan mereka yang ada di kolong jembatan, bukan? Ini tidak adil. Maka aku menyatakan diri. Maka aku menyediakan diri untuk mewakili pemerintahan ini sebagai diplomat kolong jembatan.

Dalam pementasan drama sepasang merpati tua teresbut terdapat latar tempat yang menarik, walaupun ;lampu yang tidak cuku terang (redup-redup), penampilan pemainnya cukup menarik dengan menggunakan pakaian yang khas. Selain itu menurut saya dalam acara pementasan tersebut terdapat beberapa hal yang membuat penonton tidak bosan melihatnya karena pementasan tersebut berisi sebuah dialog yang diiringi musik-musik yang romantic terdapat adegan romantis. Drama ini termasuk sastra modern terbentuk dari beberapa unsur yang saling berkaitan dan saling mendukung.

Maka dari itu, menurut saya acara pementasan drama sepasang merpati tua ini sangat cocok untuk menemani waktu kosong dan di saat kita jenuh. Karena drama tersebut membuat penonton merasa lucu dari kisahnya seorang nenek dan kakek.

Setiap karya atau penampilan-penampilan berupa drama ini memiliki kelebihan dan kekurangannya , begitu pula dengan cara mementaskannya.

 Suara music dalam pementasan drama ini cukup lantang begitupun suara dalam mementaskannya begitu cukup jelas. Pementasan drama ini menceritakan kisah kehidupan sepasang kakek dan nenek . 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun