Mohon tunggu...
TINA WANTISEMBIRING
TINA WANTISEMBIRING Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Teuku Umar

ALLAH DULU,ALLAH NANTI,ALLAH SEKARANG,ALLAH TERUS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menulis Artikel Kebhinekaan 7 Pandhaluangan

19 Oktober 2022   21:15 Diperbarui: 19 Oktober 2022   21:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PANDHALUNGAN

Pandhalungan adalah suatu daerah wilayah pantai utara bagian timur provinsi Jawa Timur yang mayoritas dari penduuknya adalah Madura.Namun, secara budaya yang disebut pandalungan tidak hanya budaya madura saja namun juga terdapat Jawa jadi dominan adalah budaya Madura dan Jawa. Pandhalungan merupakan hibrida pada masyarakatnya. 

Pada konteks Kawasan "tapal kuda " Jawa Timur, pandhalungan juga merupakan pencampuran anatar dua budaya dominan yang sebelumnya telah disebutkan. 

Umumnya masyarakat pandhalungan bertempat tinggal diperkotaan. Adapun Kawasan budaya pandhalungan meliputi kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso,Jember dan Lumajang.

Masyrakat Pandhalungan bertempat tinggal di tapal kuda.Maysarakat Tapal Kuda adalah masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tapal kuda, yakni suatu Kawasan di prvinsi Jawa Timur yang membentuk lekukan mirip ladam atau sepatu besi kaki kuda. 

Kawasan ini memiliki karakteristik tertentu dan telah lama menjadi kantong pendukung Islam culture dan kaum abangan. Pndukung Islam karena adanya para kiai dan ulama sedangkan kaum abanagan karena tokoh-tokoh politik dan tokoh-tokoh yang bergabung dalam aliran kepercayaan.

Di sisi lain, masyarakat di wilayah Jawa yang dominan cenderung memiliki ciri-ciri budaya Jawa Madura transisi, sedangkan pengaruh budaya lingkungan Jawa yang dominan menunjukkan bahwa praktik dan tata krama budaya Jawa membuat perilaku mereka relatif berarti membentuk kuat. 

Hal ini sangat terlihat dari metode komunikasi mereka, campuran bahasa Jawa dan Madura, namun perbendaharaan kata dan logat Jawa mereka sangat kental.

Satu hal yang tampaknya sangat menarik adalah bahwa orang-orang di pusat lingkaran konsentris cenderung menggunakan bahasa Jawa meskipun mereka berasal dari komunitas yang berbeda. 

Penggunaan bahasa Jawa yang sangat dominan ini dapat dicirikan dengan semakin kaburnya penggunaan bahasa ibu masyarakat, dan meskipun bahasa dasar berbeda, penggunaan bahasa Jawa digantikan. 

Masyarakat Madura secara kuantitatif lebih dominan, namun penggunaan bahasa Jawa mendominasi interaksi mereka sehari-hari di perkotaan. Ekspresif, terbuka dan paternalistik, budaya Madura tidak banyak bicara, tetapi memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap sikap keseharian masyarakat Pandhalungan.

Pembahas tentang pandhalungan masih sangat terbatas. Namun, Banyak yang telah ditulis di bidang "keras" ini tentang peristiwa sosial politik, terutama kekerasan politik dan politik kekerasan, atau kekerasan budaya dan budaya kekerasan.

Gambarkan secara singkat kehidupan masyarakat sehari-hari. Wilayah Panglungen yang secara jelas menunjukkan ciri budaya hibrida adalah wilayah pesisir utara dan Jawa Timur bagian timur. Pandarun umumnya bekerja di sektor pertanian, perkebunan, perdagangan informal, dan pegawai negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun