Mohon tunggu...
Tina Febbyana
Tina Febbyana Mohon Tunggu... Diplomat - Belum ada

hobi saya main catur tapi banyak yang ga suka

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

dasar-dasar logika

20 Januari 2025   16:26 Diperbarui: 20 Januari 2025   16:31 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

  • pengertian Logika Logika berasal dari logos, artinya pikiran atau dengan kata lain yang mempelajari pikiran dalam bentuk bahasa. Secara etimologis, logika adalah ilmu yang mempelajari pikiran dalam bentuk bahasa. Berpikir adalah proses atau kegiatan jiwa untuk mencapai pengetahuan. Berpikir merupakan serangkaian kegiatan dari budi rohani seseorang yang menciptakan pengertian, melakukan penalaran dan mengolah ingatan berdasarkan pengalaman terdahulu sebagai tanggapan terhadap keadaan sekeliling. Berpikir dapat membuahkan beberapa hasil-hasil pemikiran baik atau rumusan solusi dari suatu permasalahan. Logika secara luas dapat diartikan sebagai "pengkajian untuk berpikir secara sahih." Dalam penalaran ilmiah terdapat dua jenis cara penarikan kesimpulan, yakni logika Deduksi dan logika Induksi. Logika induksi erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika Deduksi, membantu dalam menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).
  • Induksi  Induksi adalah bentuk pembuktian yang membuat generalisasi berdasarkan pendapat sesorang. Digunakan untuk menjelaskan properti atau relasi tipe berdasarkan sebuah pengamatan (contohnya, pada jumlah pengamatan atau pengalaman); atau untuk membuat hukum berdasarkan pengamatan terbatas dalam mempelajari alur fenomena. Contohnya : - Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak. Untuk membedakan preposisi umum seperti: Semua es dingin. Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. Selain berpikir deduktif, digunakan juga cara berpikir induktif, sebagai cara berpikir yang berdasarkan kriteria kebenaran korespondensi. Teori korespondensi menyebutkan bahwa suatu pernyataan dapat dianggap benar, sekiranya materi yang terkandung dalam pernyataan itu bersesuaian (berkorespondensi) dengan obyek faktual yang dituju oleh pernyataan tersebut. Suatu pernyataan adalah benar bila terdapat fakta-fakta empiris yang mendukung pernyataan itu. Karena masalah yang dihadapinya adalah nyata, maka ilmu pengetahuan mencari jawabannya pada dunia yang nyata pula berdasarkan pengalaman (empiris). Apa pun teorinya, ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta. Logika Induktif memiliki berbagai kegunaan untuk kegiatan berpikir ilmiah, antara lain yaitu : a. Bersifat ekonomis bagi kehidupan praktis manusia. Dengan logika induksi kita dapat melakukan generealisasi ketika kita mengetahui/menemui peristiwa yang sifatnya khas/khusus b. Logika Induksi menjadi perantara bagi proses berpikir ilmiah selanjutnya. Ia merupakan proses fase pertama dari sebuah pengetahuan yang selanjutnya dapat diteruskan untuk mengetahui generalisasi lebih fundamental lagi.
  •  C. Deduksi
  •  Penalaran deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduksi biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Deduksi
  • berarti penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan yang khusus dari yang umum. Dengan demikian, metode deduksi adalah proses penalaran dari satu atau lebih pernyataan umum untuk mencapai kesimpulan logis tertentu. Contohnya :
  • Premis 1 : Semua manusia pasti mati Premis
  •  2 : Sokrates adalah manusia Kesimpulan : Socrates pasti mati Premis pertama menyatakan bahwa semua benda yang diklasifikasikan sebagai "manusia" memiliki atribut "pasti mati". Premis kedua menyatakan bahwa "Sokrates" diklasifikasikan sebagai "manusia" - anggota dari himpunan "manusia". Kesimpulannya kemudian menyatakan bahwa "Sokrates" "pasti mati" karena ia mewarisi atribut ini dari klasifikasi sebagai "manusia".
  • Premis
  •  1 : Semua kambing berkaki empat Premis
  • 2 : Hewan itu adalah kambing. Kesimpulan : Hewan itu berkaki empat. Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional (kritis, logis, dan sistematis) kepada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun