Akhir-akhir ini jum'at (03/03/2023) intensitas hujan di berbagai daerah cukup tinggi, akibatnya banjir melanda sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Sambas tepatnya di daerah Jawai dan beberapa daerah lainnya. Sebagian besar jalan raya terkena banjir, jadi aktivitas masyarakat untuk mencari rezeki jadi terhambat.
Setelah banjir menggenangi rumah penduduk, biasanya akan muncul berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat, antara lain:
1.diare
2.Demam berdarah
3.Penyakit leptospirosis atau demam banjir yang disebabkan oleh bakteri leptospiraÂ
4.Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
5.Penyakit kulit
6.Penyakit saluran cerna lainnya, seperti demam tifoid
7.Memburuknya penyakit kronis akibat penurunan daya tahan tubuh seseorang akibat musim hujan yang berkepanjangan.
Oleh karena itu, saat terjadi banjir, risiko penyakit sering muncul di daerah rawan banjir. Namun, sebenarnya ada tiga cara penularan leptospirosis dari hewan ke manusia. Yaitu: kontak langsung antara kulit dengan urine hewan pembawa bakteri, kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri dan konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri. Penularan leptospirosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lender, mata, hidung, kulit lecet, dan makanan. Beberapa hewan yang dapat menjadi perantara penyebaran Leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.
Kejadian leptospirosis di Pacitan tentu patut dijadikan pelajaran. Ingat, di daerah sambas sekitar beberapa hari yang lalu dilanda banjir.
Cara pencegahan penyakit tersebut dengan rutin membersihkan lingkungan, menjaga daya tahan tubuh, mengkonsumsi makanan yang sehat, melakukan olahraga secara rutin dan jika mengalami gejala penyakit segera ke tempat pemeriksaan kesehatan terdekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H