Politik sebagai ilmu memiliki cakupan abstrak yang luas. Seiring berkembangnya jaman, ilmu politik dapat dipahami melalui pendekatan-pendekatan yang dianut pada periodenya masing-masing. Hal ini terjadi agar ilmu politik dapat melihat dari berbagai sudut pandang bagaimana suatu permasalahan politik dapat dijelaskan. Menurut Vernon van Dyke: “Suatu pendekatan adalah kriteria untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan”.
1.Pendekatan Legal / Institusional / Tradisional
Negara sebagai fokus utama, terutama dalam hal yuridis dan konstitusional. Sehingga pendekatan ini juga disebut sebagai pendekatan legal atau legal-institusional. Pendekatan ini lebih bersifat statis dan deskriptif dibandingkan analitis. Serta bersifat normatif dengan mengasumsikan norma-norma demokrasi barat.
2.Pendekatan Perilaku
Munculnya pendekatan ini antara lain karena sikap deskriptif dalam ilmu politik kurang memuaskan karena tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi sehari-hari. Ditambah adanya rasa khawatir bahwa ilmu politik tidak akan berkembang pesat dan tertinggal oleh ilmu-ilmu lain. Serta munculnya keraguan pada kalangan pemerintah Amerika terhadap kemampuan sarjana ilmu politik untuk menerangkan fenomena politik. Salah satu pemikiran pokok dari pelopor-pelopor pendekatan perilaku bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik sebenarnya. Sebaliknya, lebih bermanfaat mempelajari manusia itu sendiri serta perilaku politiknya, sebagai gejala yang dapat diamati.
3.Pendekatan Neo-Marxis
Hal yang menjadi fokus utama Pendekatan Neo-Marxis adalah kekuasaan serta konflik yang terjadi dalam negara. Menurut kalangan Neo-Marxis konflik antarkelas adalah proses yang sangat penting guna mendorong sebuah perubahaan dalam masyarakat.
4.Teori Ketergantungan
Muncul akibat imperialisme masih berlangsung sampai sekarang dengan akibat dominasi ekonomi yang dilakukan oleh negara kaya terhadap negara yang kurang maju. Dominasi ekonomi ini terlihat di mana pembangunan yang dilakukan negara Dunia Ketiga selalu berkaitan dengan pihak Barat. Solusi yang dapat digunakan untuk menyelasikan masalah dominasi tersebut. Antara lain, penyelesaian masalah hanya melalui revolusi sosial secara global (Andre Gundar Frank, 1960-an). Serta pembangunan independen mutlak terjadi, sehingga revolusi tidak mutlak terjadi (Henrique Cradoso, 1979).
5.Pendekatan Pilihan Rasional
Munculnya akibat pertentangan pendekatan-pendekatan sebelumnya dengan pendapat bahwa mereka telah meningkatkan ilmu politik menjadi suatu ilmu yang benar-benar science, Manusia Politik (Homo Politicus) berubah menjadi Manusia Ekonomi (Homo Economicus) dalam hal penentuan kebijakan publik. Kalangan ini membuat metode yang radikal dan memakai model matematika untuk menjelaskan dan menafsirkan gejala-gejala politik. Pelaku pilihan rasional ini, terutama politisi, birokrat, pemilih dalam pemilu, dan aktor ekonomi, pada dasarnya egois dan segala tindakannya berdasarkan pendekatan ini, yaitu mencari cara yang paling efisien untuk mencapai tujuannya.