Mohon tunggu...
R. Timur Nugrahatama
R. Timur Nugrahatama Mohon Tunggu... -

Ayah dua anak, pecinta wisata kuliner dan seorang traveller. Mencintai dunia musik sastra, paduan suara dan musik tradisi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Minat Kerja di Kapal Pesiar? Waspadai Modus-modus Penipuan Ini!

31 Juli 2016   23:46 Diperbarui: 1 Agustus 2016   11:39 2785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah kapal milik perusahaan Holland American Line. (news.com.au)

Analisa; Ini adalah tindak penipuan paling gombal dalam sejarah. Tomi sama sekali tidak perlu berhubungan dengan calo ini. Dia bisa langsung bertemu pihak agen dan mendapatkan jadwal interview. Jika Tomi loloss, itu adalah murni karena kemampuannya. 

Kasus 4; Tomi membawa lamaran dan CV ke agen resmi. Di sana dia ditemui oleh seorang oknum yang mengatakan bahwa Tomi dapat diloloskan jika memberikan sejumlah uang pada oknum tersebut. Ada 2 kemungkinan yang terjadi di sini: oknum tersebut adalah orang yang memang memiliki wewenang dalam meloloskan atau tidak meloloskan pelamar. Kedua, oknum tersebut sama sekali tidak memiliki wewenang apa pun. Jika Tomi memberikan sejumlah uang kepada oknum pertama, yang terjadi adalah pemerasan atau suap. Jika Tomi memberikan kepada oknum yang kedua, maka penipuan telah terjadi, karena lolos dan tidaknya Tomi sama sekali tidak ditentukan oleh uang yang diberikannya kepada oknum kedua tersebut.

Kasus 5; Tomi melamar di sebuah agen, yang kemudian meloloskannya untuk bertemu dengan principal. Setelah menghadapi interview bersama principal, pihak agen (resmi) menyatakan kepada Tomi bahwa dia diwajibkan mengikuti kursus pendek (biasanya bahasa Inggris) yang diselenggarakan agen tersebut, karena Tomi dinyatakan lolos, namun oleh principal diberikan syarat tambahan, yakni perlu meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya.

Biasanya, biaya kursus pendek ini juga mencekik leher. Pokoknya, selama bisa diperes, calon tenaga kerja ini harus diperes sampai kering. Ini adalah tindak penipuan sekaligus pemerasan. Tidak ada yang namanya Principal memberikan catatan kepada agen untuk meningkatkan kemampuan calon tenaga kerjanya. Mereka itu melakukan pekerjaan menyeleksi orang di seluruh dunia.

Waktunya sangat mepet. Jika lolos ya dinyatakan lolos, jika tidak memenuhi standar yang mereka tetapkan, ya tidak diloloskan. Emang ini perusahaan mbahmu? Kamu les bahasa Inggris trus lolos. Kalau tidak les kamu tidak lolos. Intinya, Tomi sebenarnya dinyatakan lolos oleh principal, tapi dimanfaatkan oleh oknum agen resmi.

Kasus 6; Tomi dinyatakan lolos oleh pihak agen resmi, kemudian dijadwalkan bertemu pihak principal untuk kemudian diwawancara. Oleh pihak principal, Tomi dinyatakan tidak lolos. Informasi ini tidak diberikan secara langsung oleh pihak principal kepada Tomi, namun melalui agen. Di sinilah oknum agen kemudian memainkan peranannya. Oknum tersebut mengatakan Tomi dinyatakan lolos, dan harus segera membayar sejumlah uang untuk deposit.

Setelah beberapa bulan, oknum tersebut mengabari Tomi bahwa kontrak kerja batal turun dengan berbagai alasan, dan uang deposit dikembalikan namun dipotong sekian persen untuk alasan administrasi. Saya pernah menjumpai kasus seperti ini di Jakarta, seorang oknum menipu puluhan calon tenaga kerja, masing-masing sebesar $ 750. Kalikan saja 9 juta rupiah dengan 20 orang, Jika itu dimasukkan deposito 3 bulanan, sudah menghasilkan 800 ribu, plus potongan beberapa persen yang menghasilkan belasan juta rupiah for no reason. Segeerrrrrrrr… 

Dari 6 kasus di atas, dapat dikembangkan beberapa kombinasi antara satu kasus dengan kasus lainnya, yang menghasilkan penipuan, pemerasan atau penipuan dan pemerasan, atau bahkan pencurian. 

Demikianlah sekelumit pengalaman saya, yang saya harapkan dapat membantu banyak orang terhindar dari biaya-biaya siluman yang tidak perlu. Apabila anda masih ingin berdiskusi lebih lanjut mengenai hal ini, silahkan kontak saya di jungnusantara@gmail.com.

Rahayu

Timur Nugrahatama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun