Latar
AITI yang merupakan singkatan dari Associao para Integrao de Timor na Indonesia merupakan organisasi awal atau cikal bakal secara formal modern yang menyatakan dengan tegas keinginannya untuk bergabung dengan Indonesia. Terlalu sedikit pembahasan soal organisasi ini, bahkan seringkali "dilupakan" sehingga sulit ditemukan penjelasan/uraian tentang AITI.
Dalam tulisan ini, dibukalah tabir tentang AITI tersebut.
Menjelang AITI Lahir
Setelah pergantian kekuasaan di Negara induk (Portugis) di April 1974, maka dibulan berikutnya bermunculan organisasi politik untuk melanjutkan masa depan Timor yang sudah dijajah Portugis selama sekitar 500 tahun lamanya. Salah satu yang muncul sebagai kekuatan adalah AITI. Organisai ini terbilang sangat berani dengan memunculkan nama Indonesia di organisasi mereka pasalnya saat itu, Portugis termasuk "alergi" dengan Indonesia. Beberapa alasannya sebagai berikut.
Pertama, Indonesia adalah negara anti kolonial, khususnya begitu terasa setelah terbukti bahwa dampak KAA (konferensi Asia Afrika) Â mampu memerdekan banyak negara terjajah benar adanya. Indonesia bisa dikatakan "pentolan KAA". Portugis merasa Indonesia berseberangan dengannya sehingga menjadi semacam ancaman.
Kedua, ancaman itu semakin menjadi-jadi karena pada pemberontakan 1959 di Vikeke Timor Portugis, Indonesia dianggap ikut "campur tangan" karena dari rakyat Timor yang memberontak ternyata ada 12 orang Indonesia.
Ketiga, pernyataan Roeslan Abdulgani yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan Menteri Penerangan pada tahun 1962 menjelaskan bahwa Negara-negara terjajah harus diberikan kemerdekaan. Dalam hal ini, jelas mengajak daerah Timor Portugis ambil peran emansipasi untuk menuju kemerdekaan, sementara itu Tuannya, Portugal sama sekali tidak ada rencana apa-apa untuk Timor.
Oleh karena Portugis adalah kolonialis, maka dia anti segala yang berbau Indonesia, tak ayal nanti nama AITI yang ada unsur jelas nama "Indonesia" menjadi masalah.
AITI dan Penyudahannya