Mohon tunggu...
Timtim Files
Timtim Files Mohon Tunggu... Guru - Fokus Timtim "Si Anak Emas" Orde Baru

Timtim Files adalah WNI yang sedang belajar dan berbagi kisah sejarah dan masa lalu Timor Timur (Timor Leste)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(Brimob Vs Fretilin) Ada-ada Aja! Pengalaman Tempur Bareng Arwah Prajurit (Part 2)

9 Maret 2023   07:47 Diperbarui: 10 Maret 2023   10:53 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Part 2 ini adalah lanjutan dari kisah Pak De Narsudi. Berbeda dengan kisah pertama, kali ini pengalaman yang akan diungkapkan ialah terjadi jauh di dalam hutan Timtim.

Selamat membaca!

Kisah Kedua

Masuk "kolam" adalah keharusan bagi setiap prajurit tempur. Saat jaman Orde Baru, Polri (khususnya Brimob) ikut patroli atau melakukan pengejaran musuh hingga ke dalam hutan.

Dalam sebuah penugasan ke dalam hutan, Pak De Narsudi disergap musuh oleh pasukan Falintil dan milisinya. Penyerangan yang mendadak ini benar-benar tidak diprediksi. Perang memanglah berlangsung singkat, namun pengalaman beliau  saat tembak-tembakan membuatnya bingung.

Ketika desingan peluru musuh mengarah ke dirinya, Pak De mencari tempat berlindung sambil menyandang senapannya siap-siap melakukan tembakan balasan. Tiba-tiba saja, dalam jarak sekitar 1 meter, hadir prajurit Brimob lalu berperang bersama-sama menembaki kearah musuh. "Kami berdua kompak menembak sambil fokus ikuti teriakan perintah komandan", tutur Pak De saat bercerita ke Budi yang saat itu masih duduk di bangku sekolah.

Oleh karena dalam situasi genting sambil memuntahkan timah panas berkali-kali, maka obrolan sama sekali tidak terjadi. Hanya beliau paham bahwa yang disampingnya itu adalah teman Brimob yang pernah ikut bareng dalam sebuah pendidikan. Dikira Pak De, temannya itu adalah bantuan dari Pleton lain karena posisi pasukan memang sedang terdesak oleh ambush yang dilakukan musuh.

Segera "pertempuran perjumpaan" yang singkat itu berakhir, pasukan kembali ke tempat aman didalam hutan. Sambil istirahat, curhatan antar prajurit terjadi. Pak De bercerita bahwa saat tadi terjebak dan terdesak lesatan peluru musuh, untungnya bantuan dari Pleton lain hadir, dan diantaranya ialah temannya. Beliau menambahkan bahwa mereka berteman saat dalam satu angkatan pendidikan di Jawa.

Teman curhatnya ini berujar: "ngawur kamu, kita ngak dapat bantuan dari Pleton lain." Prajurit yang senior berpangkat tinggi berkata: "ada-ada aja kamu, udah-udah istirahat sana. Yang jaga, wajib waspada jangan sampai tidur!." Pak De tertegun, dan memilih masuk bivak untuk selonjoran mumpung belum kebagian dapat jatah jaga.

Demikian kisah kedua. Terima kasih pembaca budiman sudah menyimak. Silahkan ikuti kisah terakhir pada kisah ketiga yang lebih keren lagi !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun