Cancio adalah bung yang saya kenal secara singkat dan melekat. Di akhir tahun 2021, saya sudah mulai melakukan kontak komunikasi dengan beliau melalui jalur WA (whatsapp). Di awal pembicaraan, Beliau menceritakan dirinya secara singkat sekali.
Nama lengkapnya ialah Cancio Lopes de Carvalho, mantan komandan Mahidi (Hidup Mati dengan Indonesia). Mahidi adalah kelompok milisi Pro-Integrasi yang membawahi wilayah 4 kabupaten, yaitu Ainaro, Manufahi, Aileu dan Kovalima.
Di setiap obrolan kisah yang diceritakan bagaimana posisi beliau dan rekan-rekannya yang disebut sebagai pejuang yang setia dengan Indonesia sejak dulu. Beliau seakan menekankan bahwa mereka yang ex-Timtim adalah mereka yang tetap bersama dengan Indonesia tanpa membelot ditengah jalan atau diawal jalan. Mereka sejak dulu hingga kini tetap NKRI.
Obrolan masih tetap disekitar sejarah sejak 1974-1999. Hasilnya, obrolah berlangsung cair layaknya sebuah bentuk pertemanan yang sudah lama terjalin. Bagi saya ini luar biasa !.
Tak kalah hebatnya, semua pertanyaan yang saya ajukan dijawab dengan lugas dan tuntas. Rasa yang dapat saya ingat selalu begitu kental dengan suasan kejiwaan yang amat mencintai Indonesia. Beliau berkisah tentang orang tua dan dia sendiri dalam memperjuangkan juga mempertahankan apa yang diyakini, yaitu integrasi. Ya, pandangannya begitu kuat dan tak susut dimakan waktu!.
Saya mengenang beliau sebagai berikut:
......rangkaian kata yang dikirimkan via WA, menyiratkan Bung Cancio adalah sosok pejuang yang tegug terhadap pendirian, kokoh kepada prinsip !. Beliau adalah pejuang integrasi sejati dengan rekam jejak yang bersih. Jaman dan kepentingan tidak mampu menggerus jiwanya yang selalu cinta NKRI !.
Terima kasih Bung Cancio atas kisah-kisah yang dituturkan kepada saya. Ya, cinta itu memang tanpa syarat, seperti bung cinta dengan NKRI.Â
Catatan:
Foto diatas adalah kiriman Cancio tahun 2022 via WA