Pertanyaan-pertanyaan lain pun mengalir dengan lancarnya memakai bahasa Melayu Sambas yang terkadang saya tidak paham maksudnya. Hingga mereka menanyakan sekolah yang ada di sana. Senang rasanya mendengar anak seusia mereka menanyakan hal-hal yang berbau pendidikan. Meski gelap, namun saya seperti melihat cahaya terang di mata-mata mereka. Saya pun memperkenalkan SMP-SMA SMART Ekselensia Indonesia, sebuah sekolah gratis berasrama yang diperuntukkan buat kaum dhuafa. Mendengar sekolah unggulan, fasilitas lengkap, libur dua hari sepekan (Sabtu-Minggu), dapat uang jajan, serta dibebaskan dari segala macam pungutan biaya, mereka semakin terhanyut dan ingin segera ke sana. "Berape ari baru' sampai ke Jakarta, Pak? Ke sinun naek ape, Pak? Ongkosnye dibayarke da'an, Pak?", beberapa pertanyaan seolah menyerang saya. Belum sempat menjawab satu pertanyaan, diserang lagi dengan pertanyaan-pertanyaan lain.
Mereka memang predator. Predator-predator kecil yang rakus akan ilmu pengetahuan, rasa ingin tahu yang tinggi, dan gigih dalam menuntut ilmu. Saya hanya tersenyum melihat predator-predator kecil itu. Terima kasih Allah SWT yang telah mempertemukanku dengan mereka. Banyak pelajaran yang saya dapat dari mereka. Belajar untuk bersyukur, belajar untuk hidup dan berusaha dengan segala keterbatasan, dan belajar untuk tetap belajar dan belajar.
Selamat Berkarya Guru Indonesia!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H