Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa anemia banyak terjadi pada perempuan muda dan masih cukup tinggi, sebagaimana tercermin dalam Riskesdas 2018, di mana prevalensi anemia adalah 37%. Berdasarkan hasil Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 oleh Balitbangkes, Indonesia, remaja putri usia 15- 24 tahun memiliki angka anemia sekitar 27%, sedangkan remaja laki- laki memiliki angka anemia yang lebih rendah, yaitu 20%.
Hasil RisetHal ini menjadikan anemia sebagai masalah kesehatan utama bagi remaja, terutama remaja putri, yang dipengaruhi oleh pola makan yang kurang optimal dan kurangnya olahraga. Melihat berita tersebut Tim Abdimas Universitas Negeri Malang melakukan penyuluhan mengenai anemia dengan memperkenalkan Buku KMS Remaja Putri sebagai media edukasi pencegahan anemia dan skreening kesehatan anemia di SMAN 1 Ngunut Tulungagung. Sekolah tersebut dipilih karena kurang adanya skrining kesehatan dan sosialisasi bahayanya anemia pada remaja putri. Â Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat, 9 Juni 2023 ini dihadiri oleh sekitar 25 remaja perwakilan dari SMAN 1 Ngunut Tulungagung.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan pertama yaitu penyuluhan kepada remaja putri kelas IPS 1 SMAN 1 Ngunut mengenai bahaya anemia, pencegahan anemia, dan pentingnya mengkonsumsi Tablet Tambah Darah.
Kegiatan kedua yaitu pengenalan buku KMS Remaja Putri oleh  anggota tim Abdimas  dengan menginstruksikan siswi kelas IPS 1 SMAN 1 Ngunut untuk mengisi identitas pribadi seperti nama, alamat rumah pada buku tersebut. Selain itu, memperkenalkan isi buku yang terdapat tabel skreening kesehatan anemia seperti tanda gejala yang dirasakan penderita anemia. Apabila remaja putri merasakan salah satu atau beberapa tanda gejala anemia tersebut segera waspada dan memeriksakan ke dokter.
Kegiatan ketiga yaitu skreening kesehatan berupa cek tanda gejala anemia, Pemeriksaan TTV, Pemeriksaan TB BB, Lingkar Lengan, dan IMT. Setelah melakukan pengecekan data hasil pengecekan akan dituliskan pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS) Remaja tersebut agar siswi dapat mengetahui kondisi kesehatannya. Buku tersebut bisa dibawa pulang sehingga dapat digunakan untuk alat pemantau kesehatan remaja pada kegiatan skrining kesehatan selanjutnya.
"Remaja putri IPS 1 SMAN 1 Ngunut sangat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi buku KMS Remaja Putri" Ujar Ketua Tim Abdimas Dinarsih Rahayu. Â Harapan dari Tim Abdimas UM bahwa skreening kesehatan Anemia dapat dilakukan secara rutin oleh SMAN 1 Ngunut untuk dapat mendeteksi adanya anemia yang dialami oleh siswi-siswi mereka. Selain itu, dengan adanya Buku KMS Remaja Putri diharapkan dapat membantu memonitoring kegiatan skreening kesehatan remaja putri di SMAN 1 Ngunut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H